Eric Martin, Enda Curran - Bloomberg News
Bloomberg - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan kebijakan menaikkan suku bunga acuan secara agresif mengekspose kerentanan di sektor perbankan. Ia juga meminta juga mengingatkan industri perbankan perlu mewaspadai risiko-risiko tambahan.
“Para pemimpin industri [sektor keuangan] perlu mengantisipasi guncangan dan siap untuk bertindak ketika hal itu terjadi, sebab guncangan itu akan datang,” ungkap Kristalina Georgieva dalam sebuah wawancara dengan Stephanie Flanders, kepala bidang ekonomi dan pemerintahan di Bloomberg News, di Milken Institute Global Conference di Beverly Hills, California.
"Apa yang telah kita alami dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan serangkaian peristiwa yang tidak terpikirkan sebelumnya," ujar Kristalina Georgieva. "Pandemi, perang di Ukraina, lonjakan suku bunga [acuan] yang cepat setelah bertahun-tahun berada di level rendah."
Komentar Kristalina Georgieva pada Senin (1/5/2023) ini muncul ketika regulator AS melanjutkan upaya menopang sektor perbankan yang telah terguncang karena kebijakan agresif Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan dan penarikan dana masyarakat dari bank secara besar-besaran.
First Republic Bank menjadi bank AS keempat yang bermasalah sejak gejolak ini dimulai pada Maret lalu. Federal Deposit Insurance Corp. mengatur penjualan bank ini kepada JPMorgan Chase & Co akhir pekan lalu.
IMF bulan lalu memperingatkan bahwa gejolak dalam sistem perbankan kemungkinan akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi, dan saat ini pasar keuangan masih rapuh dan tertekan.
Tahun ini IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,8% dan memperingatkan akan adanya risiko-risiko penurunan lebih lanjut karena tekanan-tekanan di sektor keuangan menambah tekanan dari kebijakan moneter yang lebih ketat dan invasi Rusia ke Ukraina.
IMF juga memperingatkan bahwa fragmentasi ekonomi dan ketegangan geopolitik akan membebani produk domestik bruto global selama lima tahun ke depan.
(bbn)