Logo Bloomberg Technoz

BNI juga mampu menekan tingkat non-performing loan (NPL) hingga 90 basis poin (YoY) menjadi 2,8%. Kredit yang direstrukturisasi dengan stimulus Covid-19 terus menurun menjadi Rp 49,6 triliun atau 7,8% dari total kredit.

“Penurunan berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, tekstil, hotel, dan konsumsi.  Hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih,” tambah Royke Tumilaar. 
 
Dari sisi likuiditas, BNI mencatatkan pertumbuhan current saving account (CASA) sebesar 10,1% (YoY) yang didorong oleh strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.

Di sisi lain, pertumbuhan fee-based income (FBI)  tahun lalu sebesar 8,9% (YoY) menjadi  Rp 14,8 triliun. Hal ini dipengaruhi pergeseran pola pertumbuhan FBI dengan adanya fitur BI-fast, sebagai program pemerintah dalam menurunkan biaya transfer. 

Sepanjang 2022, BNI meningkatkan menumbuhkan pendapatan non-bunga yang berhasil memberikan nilai tambah bagi nasabah. Hal ini tercermin dari segmen retail banking di mana fitur pembayaran tagihan berkontribusi lebih dari Rp 300 miliar atau tumbuh 18% (YoY) ke pendapatan perusahaan.

Pada segmen business banking, BNI aktif dalam memfasilitasi sindikasi sehingga pendapatan non-bunga naik 1% dibanding tahun lalu menjadi Rp 1 triliun.

Direktur keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, menambahkan, pertumbuhan sektor business banking tercatat sebesar 10,3%  menjadi Rp 532,2 triliun. “Pertumbuhan segmen tersebut didorong oleh segmen korporasi bluechip yang tumbuh  28,9% (YoY) menjadi Rp 232,7 triliun,” kata Novita.  

Segmen large commercial meningkat 29,9% menjadi Rp 53,1 triliun, Untuk segmen kecil, terutama kredit usaha rakyat (KUR), tumbuh 19,8% menjadi Rp 52,7 triliun. 

Kredit payroll  juga mengalami pertumbuhan 20,3% menjadi Rp 43,1 triliun, diikuti dengan kredit kepemilikan rumah yang tumbuh 7,9% menjadi Rp 53,5 triliun. “Dengan demikian, secara keseluruhan  kredit konsumer tumbuh 11,2% yoy  menjadi Rp 110,1 triliun,” tambah Novita.

Pada akhir perdagangan saham Selasa (24/1/2023), saham BNI tutup di level Rp 9.050 per lembar naik 25 poin atau 0,27%.

Kinerja 2023 Lebih Moncer, Tercermin Dari Harga Saham BNI

Harga saham Bank BNI tercatat naik 36,7% YoY hingga akhir 2022. Kenaikan tersebut jauh di atas peningkatan saham LQ-45 sebesar 0,7%. “Pertumbuhan tersebut terlepas dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak cukup fluktuatif sepanjang tahun 2022, serta diwarnai dinamika kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan bank-bank sentral dunia dalam melakukan rate adjustment,” kata Silvano Rumantir, Direktur Korporasi dan Perbankan Internasional BNI. 

Silvano mengungkapkan BNI akan terus mencetak profitabilitas yang sehat dan berkelanjutan sehingga memberikan nilai yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama para pemegang saham. BNI percaya kondisi Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain, meskipun kondisi perekonomian global masih penuh tantangan.

Menurut Silvano, ada banyak peluang di 2023. Oleh karena itu, lanjutnya, upaya transformasi perusahaan akan terus berlanjut dan akan lebih fokus ke beberapa area yang tertuang dalam tujuh kebijakan strategis. 

Pertama, pengembangan solusi transaksi dan ekosistem dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Kedua, pengembangan infrastruktur teknologi serta inovasi digital melalui analisis berbasis data, pengalaman nasabah, dan perluasan kemitraan. 

“Ketiga, kami fokus pada peningkatan CASA dan fee based income yang berkelanjutan. Keempat, kami akan meningkatkan ekspansi bisnis pada corporate top tier serta sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko,” kata Silvano. 

Kelima, lanjut Silvano, perusahaan melanjutkan transformasi sumber daya manusia, budaya, dan operasional sehingga menjadi lebih handal, cepat dan ramping dalam mendukung bisnis. Keenam, penguatan jaringan bisnis internasional dalam mendukung penetrasi pasar global. Ketujuh, optimalisasi sinergi BNI Grup dalam memperkuat posisi perusahaan-perusahaan anak.

"Dengan berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis tersebut, kami percaya dan optimis akan mencetak kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2023," tambah Silvano.

(wep)

No more pages