"Saya sih melihat teman-teman [influencer] yang masih menyimpan profilnya itu menuju link judi online atau history joget sedikit terus ada link jadi online itu jahat kalian," tegasnya.
Kecanduan Judi Online
Di sisi lain, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tercatat telah menerima 172 pasien akibat kecanduan judi online sepanjang Januari sampai dengan Oktober 2024; dengan rincian 126 pasien rawat jalan dan 46 pasien rawat inap.
Kepala Divisi Psikiatri RSCM Kristiani Siste mengatakan, jumlah pasien akibat judi online pada tahun 2024 meningkat signifikan dibanding dengan jumlah pasien di tahun 2023. Rincian kenaikan jumlah pasien pada rawat jalan sebanyak dua kali lipat, sedangkan untuk pasien rawat inap meningkat tiga kali lipat dibanding pada tahun 2023.
Peningkatan tiga kali lipat pasien rawat inap di RSCM, menurut dia, terjadi karena pasien judi online kerap kambuh. Meski mereka sebenarnya sudah menjalani 2-3 perawatan atau rehabilitasi. Alhasil, RSCM kemudian menganjurkan para pasien untuk menjalani rawat inap.
“Biasanya sudah mengalami kambuh lebih dari tiga kali, dan biasanya memang tidak bisa mengendalikan. Dia tidak bisa jauh dari HP nya," ujar Siste, Jumat (15/11/2024).
Menurut dia, pasien judi online memang memiliki kecenderungan untuk kembali melakukan aktivitas yang sama. Hal ini biasanya terjadi dengan sikap kompromi saat ikut perjudian dengan nilai pertaruhan sangat kecil. Namun, kemudian memicu kembali kecanduan hingga angka pertaruhannya menjadi meningkat.
“Kalau kekambuhan itu berarti dia berjudi lagi, walaupun taruhannya cuman Rp2 ribu, tapi kalau misalkan sudah kecanduan, Rp2 ribu itu bisa menjadi satu kali taruhan bisa Rp50 juta pada akhirnya,” ujar Siste.
Simak video podcast Bloomberg TechnoZone: Mengungkap ‘Tikus-tikus’ Judi Online di Komdigi bersama Special Host Pandu Sastrowaroyo dan Co-Host Whery Prayogi
(wep)