Total kewajiban Minor tercatat sebesar 255 miliar baht (Rp116 triliun) pada akhir September, dan perusahaan menargetkan untuk menguranginya hingga setengahnya, kata Heinecke.
Dengan musim liburan puncak yang akan datang, Minor memperkirakan kinerja yang “sangat kuat” pada kuartal terakhir tahun ini yang akan berlanjut hingga kuartal pertama 2025, kata Heinecke.
Meskipun ada perlambatan di China, taipan tersebut memprediksi pertumbuhan yang kuat di wilayah lain di dunia, terutama di Timur Tengah dan Eropa, tanpa "banyak hambatan" yang diperkirakan terjadi dalam enam bulan ke depan.
“Kami melihat perjalanan dan pariwisata pulih dengan cukup cepat,” ujar Heinecke kepada Bloomberg Television pada Selasa.
“Tarif jauh lebih tinggi, baik untuk tiket pesawat maupun tarif kamar hotel, dan kami juga melihat tingkat hunian sedikit meningkat.”
Saham Minor melonjak hingga 7,8%, kenaikan intraday terbesar dalam lebih dari dua tahun, sementara indeks saham utama Thailand naik 1,3%.
Pertumbuhan laba inti Minor tetap kuat meskipun laba bersih terdampak oleh fluktuasi mata uang pada kuartal ketiga, kata Heinecke. Perusahaan melaporkan laba bersih sebesar 4,12 miliar baht (Rp1,8 triliun) dalam sembilan bulan pertama, turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat volatilitas nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS.
Saat ini, Minor memiliki lebih dari 560 properti hotel di 57 negara, dengan sebagian besar bisnisnya berada di Eropa melalui NH Hotel Group SA yang diakuisisi pada 2018. Perusahaan juga mengelola lebih dari 2.600 gerai restoran di 24 negara, dengan mayoritas berlokasi di Thailand.
Perusahaan terus mendorong rencana ekspansi globalnya, terutama di wilayah-wilayah yang saat ini belum memiliki kehadiran, kata Heinecke. Minor kemungkinan akan mengumumkan langkahnya masuk ke pasar Jepang pada awal tahun depan dan dijadwalkan membuka hotel di Singapura pada 2026, tambahnya.
Pendiri Minor yang berasal dari Amerika dan kini menjadi warga negara Thailand juga optimis terhadap prospek pariwisata di negara Asia Tenggara tersebut.
Musim ketiga serial televisi populer The White Lotus — yang dijadwalkan tayang pada awal 2025 — akan memberikan dorongan besar bagi pariwisata Thailand dan meningkatkan kedatangan wisatawan asing hingga melampaui target pemerintah sebanyak 40 juta orang, katanya.
Lima hotel milik Minor digunakan sebagai lokasi syuting, termasuk empat di Samui dan satu di Phuket, katanya.
"Ini menjanjikan akan menjadi daya tarik besar dan mungkin salah satu titik terang di pasar pariwisata Thailand," kata Heinecke. "Kami memproyeksikan 45 juta kedatangan wisatawan asing tahun depan. Kami yakin angka-angkanya akan sangat kuat untuk Thailand."
(bbn)