Penetapan peringkat BRPT didasari data dan informasi serta laporan keuangan (unaudited) Perusahaan terbaru per 30 September 2024 dan per 31 Desember 2023.
Adapun peringkat BRPT di level idA+ dengan prospek outlook ke depan Stabil ini berlaku hingga 30 September 2025.
“Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan,” jelas Pefindo.
Selain peringkat idA+ yang disematkan untuk BRPT sebagai Perusahaan, Pefindo juga menetapkan peringkat yang sama pada sejumlah Efek Utang yang diterbitkan, yaitu Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri B Tahun 2020, Tahap III Seri C Tahun 2020 dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Seri B Tahun 2021, Tahap II Seri A, Seri B dan Seri C Tahun 2022.
Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri A, Seri B dan Seri C Tahun 2023 dan Tahap II Seri A dan Seri B Tahun 2023, serta Tahap III Seri A dan Seri B Tahun 2024 yang diterbitkan PT Barito Pacific Tbk senilai Rp4,23 triliun untuk 8 November 2024 hingga 1 November 2025.
Pefindo juga menyematkan peringkat idA+ pada Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B Tahun 2019 yang diterbitkan BRPT senilai Rp271 miliar untuk 8 November 2024 sampai 19 Desember 2024.
Singkatnya, BRPT yang dengan rating General Obligation idA+/Stable, adalah Perusahaan induk investasi yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu.
Saat ini Perusahaan beroperasi di dua segmen utama, petrokimia dan energi panas bumi, melalui kepemilikan saham mayoritas pada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN).
Analis Sebut Ada 4 Hal Menarik dari Saham BRPT
Senada dengan Pefindo, Analis Sucor Sekuritas juga menilai ada sisi menarik yang amat positif terhadap Perusahaan dan saham BRPT.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan dalam riset yang dipublikasikan baru-baru ini.
Andreas menyoroti perihal valuasi saham BRPT yang menarik di posisi sekarang, seiring dengan ekspansi yang gencar oleh anak usahanya, Chandra Asri Pacific (TPIA) usai keberhasilan akuisisi Shell Energy (SECP); penciptaan nilai dari Chandra Daya Investasi (CDI); operasi komersial dari Indo Raya Tenaga (IRT) berkapasitas 2.000 MW milik BRPT; serta kontribusi baru dari penjualan properti Joint Operation (JO) di Patimban dan Cikupa, dengan itu tetap menegaskan rating Buy, atau Beli saham BRPT.
“Kami menaikkan proyeksi laba Barito Pacific untuk tahun 2025–2026 mencapai kenaikan 19 sampai dengan 75%, didorong oleh inisiatif baru yang disebutkan di atas,” papar Andreas dalam risetnya.
Mencermati kinerjanya, pendapatan dan laba BRPT diperkirakan akan meningkat pesat masing-masing sebesar 68% dan 86% CAGR (compound annual growth rate) dalam tiga tahun ke depan.
Terutama didukung penuh oleh peran BRPT sebagai proxy untuk TPIA dan Barito Renewables Energy (BREN), dengan proposisi nilai yang lebih baik serta risiko bisnis yang terdiversifikasi.
BRPT dipandang lebih menarik sejalan dengan Target Harga (target price/TP) yang amat menarik mencapai Rp3.500/saham, dapat tercapai mengingat prospek pasar Bullish jangka panjang dan adanya 4 katalis utama yang akan mendorong harga saham.
Dengan sentimen dan katalis tersebut semakin memperkuat peringkat Beli yang disematkan oleh Sucor Sekuritas dengan target harga Rp3.500/saham, atau setara potensi kenaikan hingga triple digit dari level harga saat ini, mencapai lebih dari 200%.
Kemudian, Andreas secara singkat memproyeksikan pencapaian Earning Per Share (EPS) Barito Pacific dapat mencapai angka Rp13 pada kinerja inti tahun penuh 2024, dan Rp15 pada 2025 mendatang. Dengan pertumbuhan Net Income masing-masing mencapai US$79 juta dan US$92 juta.
(fad/dba)