Logo Bloomberg Technoz

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, menilai, kenaikan inflasi pada April masih dalam rangkaian siklus musiman setiap datangnya periode Ramadan dan Lebaran.

“Kenaikan inflasi pada April ini musiman dan lebih banyak karena kenaikan biaya transportasi, akomodasi hotel dan restoran di mana itu terkait semuanya dengan aktivitas mudik,” jelas Faisal dalam catatan analisisnya, yang memperkirakan inflasi April sebesar 0,35%, lebih rendah daripada konsensus analis Bloomberg

Relatif terkendalinya inflasi di puncak perayaan konsumsi masyarakat Indonesia itu, menurut analis, juga didukung oleh inflasi kelompok makanan yang diduga relatif kecil selama festive seasons. Kedatangan Lebaran yang bertepatan dengan musim panen, memberi pengaruh terhadap jinaknya harga makanan.

“Suplai makanan mencukupi dengan kenaikan harga makanan menjadi terbatas,” kata Faisal.

Dengan asumsi kenaikan inflasi bulanan di kisaran 0,35%, hitungan analis, inflasi year-to-date 2023 atau dalam empat bulan tahun ini akan mencapai 1,03%. Angka ini lebih rendah dibandingkan 2,15% pada Januari-April 2022.

Dengan begitu, inflasi IHK pada April secara tahunan akan sebesar 4,35%, menurut hitungan ekonom Bank Mandiri. 

“Bagaimanapun, relatif landainya inflasi April 2023 lebih karena high base effect inflasi pada April 2022 di tengah relaksasi PPKM pertama kalinya sejak pandemi, kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) dan harga Pertamax,” jelas Faisal.

Inflasi inti stabil di target bank sentral

Inflasi inti juga diprediksi akan terus melandai dan stabil pada kisaran target Bank Indonesia (BI). Sebanyak 15 analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, inflasi inti April akan tercatat sebesar 2,9%, turun tipis dari 2,94% pada Maret. Median estimasi itu sedikit naik dari hasil survei sebelumnya yang sebesar 2,89%.

Itu menjadikan inflasi bulan lalu semakin stabil dalam kisaran target bank sentral yang menjangkar core inflation di rentang 2%-4% sepanjang 2023.

Analis melihat, semakin landainya inflasi inti itu mengindikasikan dampak lanjutan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022 lalu sudah berakhir lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Di sisi lain, ada juga dukungan dari penguatan nilai tukar rupiah yang berlanjut dan mengurangi tekanan imported inflation ditambah suplai uang di sistem yang terlihat mulai normal.

Skenario pengguntingan bunga

Inflasi yang lebih cepat beringsut ke kisaran target bank sentral, menurut analis, membuka ruang pengguntingan bunga acuan tahun ini. 

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi memperkirakan, inflasi IHK berpeluang kembali ke rentang target 3±1% pada Juli 2023 bila tingkat inflasi Lebaran pada April tidak melebihi 0,8% secara bulanan. 

Bila itu terjadi, analis memperkirakan BI punya peluang menggunting bunga sebesar 125 bps atau setiap bulan tergunting 25 bps hingga ke level 4,25% pada akhir 2023.

Sebaliknya, bila tingkat inflasi April melebihi batasan tersebut, maka inflasi baru akan kembali ke kisaran target bank sentral pada bulan September sesuai dengan prediksi BI sebelumnya.

Skenario peluang pengguntingan bunga itu dilandasi asumsi Federal Reserve, bank sentral Amerika, bakal menurunkan bunga pada September dengan total pemangkasan sebesar 50 bps atau 25 bps masing-masing dalam dua bulan. 

Hanya saja, data terbaru perekonomian Amerika yang dirilis Jumat  pekan lalu, memperlihatkan, inflasi di negeri paman sam masih sulit jinak ditandai dengan kenaikan konsumsi masyarakat serta pendapatan personal yang terus meningkat pada Maret.

Namun, BI berkepentingan juga untuk memastikan kredit perbankan tercapai sesuai target di kisaran 10%-12% tahun ini. Data terbaru yang dirilis bank sentral menunjukkan, pada Maret 2023, pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan di semua sektor dan semua jenis penggunaan.

(rui/wep)

No more pages