Sementara lelang SBSN dolar AS alias global bond yang digelar kemarin, minat investor cukup besar mencapai US$4,88 miliar atau sekitar Rp77,3 triliun dengan kurs saat ini, mengutip Bloomberg.
Dari nilai yang masuk itu, pemerintah akhirnya memenangkan sejumlah US$2,75 miliar atau sekitar Rp43,54 triliun.
Minat terbesar dicatat oleh seri tenor terpendek yaitu 5,5 tahun, jatuh tempo 25 Mei 2030. Seri ini mencatat incoming bids hingga US$1,84 miliar dan akhirnya dimenangkan senilai US$1,1 miliar.
Seri terpendek itu memberikan imbalan 5%, sedikit lebih tinggi dibanding INDON-5Y di pasar sekunder saat ini yang ada di kisaran 4,91%.
Seri sukuk global RI terpendek dalam lelang tersebut kebanyakan diminati oleh institusi keuangan global atau bank dengan proporsi mencapai 63% dari total penawaran yang masuk. Kebanyakan peminatnya juga dari kawasan Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.
Sedangkan seri kedua dengan tenor 10Y, diburu sekitar US$1,77 miliar. Seri ini memberikan imbalan 5,25%, lebih tinggi dibanding yield INDON-10Y saat ini di 5,13%. Pemerintah memenangkan penawaran seri ini senilai US$900 juta.
Seri kedua ini juga banyak diminati bank investasi global. Sementara berdasarkan kawasan, investor dari Timur Tengah serta Malaysia banyak meminati seri kedua itu.
Seri berikutnya, yang jatuh tempo 25 November 2054, mencatat incoming bids sebesar US$1,27 miliar. Pemerintah memberikan imbalan sebesar 5,65%, lebih tinggi dibanding yield INDON-30Y di pasar sekunder saat ini sebesar 5,47%.
Peminat seri sukuk global tenor terpanjang itu kebanyakan diserbu oleh para pengelola dana global atau fund manager dengan proporsi mencapai 84% dari minat yang masuk.
Yang juga menarik, bila melihat negara asal peminat, investor asal Eropa dan Amerika Serikat menjadi yang terbesar yaitu masing-masing sebesar 37% dan 43% dari total incoming bids untuk seri ini.
Investor Domestik Masuk Lelang
Yang juga menarik disoroti adalah minat investor domestik yang juga besar berburu sukuk global dengan yield tinggi tersebut.
Investor asal Indonesia tercatat paling banyak meminati tenor 10Y dengan proporsi mencapai 10% untuk seri tersebut.
Sedangkan tenor 30Y, investor asal RI mencapai 9% dari total peminat. Sedangkan untuk tenor terpendek, investor domestik tercatat mencapai 6% dari total peminat seri bertenor 5,5Y.
Penerbit sukuk ditulis sebagai Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III (INDOIS) dengan format 144A/Reg, senior unsecured, 3 (c)(7).
Jadwal setelmen tiga sukuk global baru itu akan dilakukan pada 25 November nanti.
Tercatat beberapa bank investasi global sebagai bookrunners yakni Deutsche Bank, Dubai Islamic Bank, J.P Morgan, KFH Capital, Standard Chartered Bank.
Sementara co-Managers tercatat di antaranya BRI Danareksa Sekuritas dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
Penerbitan sukuk global itu akan menambah pasokan cadangan devisa RI yang pada Oktober lalu sudah memecahkan rekor tertinggi sepanjang catatan sejarah.
Dengan limpahan dana segar dari penjualan sukuk, rupiah mendapatkan dukungan lebih besar setidaknya dalam menghadapi volatilitas jangka pendek pasar global.
(rui/aji)