Logo Bloomberg Technoz

Sekitar 1,3 triliun won (US$932 juta) diinvestasikan dalam proyek 10 tahun tersebut, yang dimulai pada tahun 2015.

Pejabat senior itu mengatakan satelit pengintaian akan memainkan peran penting dalam strategi Rantai Pembunuhan militer untuk menyerang fasilitas nuklir dan rudal Korut secara preemptif jika terjadi keadaan darurat dengan mengidentifikasi lokasi komando dan pangkalan musuh.

"Penambahan satelit lain akan meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian independen militer kami," kata pejabat tersebut.

Satelit pertama menggunakan teknologi inframerah elektro-optik yang mampu memberikan gambar beresolusi tinggi sepanjang hari. Satelit kedua dilengkapi radar aperture sintetis yang bisa menembus awan dan kegelapan, seperti halnya tiga satelit berikutnya yang akan diluncurkan di bawah proyek tersebut.

Pada November tahun lalu, Korut meluncurkan satelit pengintaian militer pertamanya — Malligyong-1 — ke orbit, yang membuat Korsel menunda sebagian pakta militer antar-Korea tahun 2018 untuk melanjutkan kegiatan pengawasan di sekitar perbatasan.

Meskipun satelit Korut berhasil memasuki orbit, militer Korsel tidak yakin satelit itu mampu melakukan misi pengintaian militer.

Pada Mei, upaya kedua Korut untuk mengirim satelit lain berakhir gagal setelah roket yang membawa satelit meledak di udara dan jatuh ke laut. Militer Korsel mengambil puing-puing ledakan tersebut untuk dianalisis.

Meski pemimpin Korut Kim Jong-un mengatakan pada akhir tahun lalu bahwa militernya akan meluncurkan tiga satelit pengintaian selama 2024, nyatanya hingga kini tidak ada upaya lain setelah satelit kedua gagal.

(ros)

No more pages