Investasi hulu migas per akhir Oktober baru mencapai US$10,3 miliar (sekitar Rp163,2 triliun). Capaian itu masih jauh dari target sampai akhir tahun ini senilai US$ 17,7 miliar (sekitar Rp280,01 triliun). Bahkan, sampai dengan Desember, SKK Migas memperkirakan investasi hulu migas tidak akan mencapai target anual.
"Kami harap akhir tahun ini [investasi hulu migas] bisa mencapai US$16 miliar [setara Rp253,08 triliun]," sebut Djoko.
Djoko tidak menampik tantangan terbesar SKK migas saat ini masih berkutat pada upaya mengerek produksi siap jual atau lifting yang memang selalu berada di bawah target APBN, khususnya untuk minyak bumi.
Namun, SKK Migas bersama kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah melakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah penurunan alami atau natural decline yang lebih signifikan terhadap sumber daya minyak di Tanah Air.
"Bersama dengan Kementerian ESDM [Energi dan Sumber Daya Mineral], kami telah menyiapkan sejumlah langkah untuk memperkecil kesenjangan antara target dan realisasi lifting," tutur Djoko.
Selain memaparkan kinerja penerimaan negara, SKK Migas juga melaporkan beberapa kinerja SKK migas hingga Oktober 2024, di antaranya tambahan sumber daya migas, reserves replacement ratio (RRR), lifting migas, cost recovery, dan investasi hulu migas.
Djoko memaparkan, SKK Migas melakukan eksplorasi dengan menemukan tambahan sumber daya migas dari target pada tahun ini sebesar 305 juta barel setara minyak atau million barrels of oil equivalent (mmboe), usai ditemukannya tambahan sumber daya migas sebesar 1.202 juta mmboe hingga Oktober 2024.
Hingga akhir tahun ini, tambahan sumber daya migas diestimasikan mencapai 1.214 mmboe.
Kemudian, rasio penggantian cadangan atau perbandingan jumlah minyak yang ditambahkan ke cadangan perusahaan dengan jumlah minyak yang diekstraksi untuk produksi (RRR) mencapai 152% dari target sebesar 120% pada tahun ini per Oktober, atau naik 147% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 104%.
“Realisasi RRR ini sudah melampaui target dengan capaian 152% dan bahkan diharapkan akan menjadi 170% akhir tahun ini,” ujar Djoko.
Adapun, lifting kumulatif minyak dan gas bumi per 31 Oktober 2024 berada di level 1,56 juta barel setara minyak per hari atau barrels of oil equivalent (boepd).
Dengan demikian, lifting gabungan minyak dan gas sampai dengan akhir bulan lalu telah mencapai 99% dari target APBN yang ditetapkan sepanjang 2024 yakni 1,66 juta boepd.
(mfd/wdh)