Jumlah itu lebih sedikit dibanding analis yang merekomendasikan hold, yakni sebanyak 16 analis.
Meski demikian, hanya ada satu analis yang merekomendasikan sell saham ADRO.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Erinca Krisnawan menjadi salah satu analis yang merekomendasikan hold saham ADRO. Target harga darinya Rp4.100/saham.
Sementara, Analis Morgan Stanley Mayank Maheshwari justru menurunkan ratingnya untuk saham ADRO menjadi underweight, meski dengan outlook attractive. Target harga darinya ada di level Rp2.028.
Secara konsensus, target harga saham ADRO untuk 12 bulan ke depan ada di level Rp3.726/saham.
Manuver Bisnis
Dalam RUPSLB kemarin, pemegang saham ADRO juga menyetujui perubahan nama perusahaan menjadi PT AlamTri Resources Indonesia Tbk.
"Perubahan nama ini merupakan salah satu langkah Perseroan untuk memperkenalkan identitas baru yang lebih mencerminkan nilai dan visi jangka panjang, di mana kami berkomitmen untuk sepenuhnya mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk upaya mencapai net-zero emissions pada tahun 2060 atau lebih awal dengan melalui berbagai langkah," ujar Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira.
Dia menambahkan, setelah pemisahan pilar bisnis pertambangan batu bara termal dan beberapa bisnis pendukungnya melalui pelaksanaan penawaran umum pemegang saham (PUPS), ADRO akan menjadi entitas induk dengan fokus pada bisnis hilirisasi mineral serta energi terbarukan yang akan mendukung transisi energi dan ekonomi hijau Indonesia.
(red)