Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Goldman Sachs Group Inc menilai kenaikan harga emas belum sepenuhnya berakhir. Harga bahkan diperkirakan bisa menyentuh level US$3.000 tahun depan.

"Pilihlah emas," kata para analis termasuk Daan Struyven dalam catatannya, menegaskan kembali target US$3.000 per ons pada Desember 2025, dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/11/2024).

Karena menurutnya, permintaan emas dari bank sentral akan lebih tinggi tahun depan. Sementara, fluktuasi di bursa saham juga meningkat saat The Fed kemungkinan kembali mengambil sikap untuk memangkas suku bunga acuan.

Harga emas telah mengalami reli yang kuat tahun ini — mencapai rekor berturut-turut — sebelum merosot setelah kemenangan Trump di Pemilu AS, yang mendongkrak dolar. 

Kenaikan komoditas ini telah didukung oleh peningkatan pembelian dari sektor resmi, dan peralihan The Fed ke kebijakan yang lebih longgar. Goldman mengatakan pemerintahan Trump juga bisa mendorong harga emas batangan.

Para analis itu mengatakan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bisa menghidupkan kembali posisi spekulatif dalam emas. 

Selain itu, meningkatnya kekhawatiran atas keberlanjutan fiskal AS juga bisa membantu harga emas, tambah mereka, mencatat bahwa bank sentral — terutama yang memiliki cadangan Treasury AS dalam jumlah besar — ​bisa memilih untuk membeli lebih banyak logam mulia.

Emas spot terakhir berada di sekitar US$2.589 per ons, setelah mencapai puncaknya di atas US$2.790 bulan lalu.

Dalam prospek lain, minyak mentah Brent tampak diperdagangkan antara US$70 dan US$85 per barel tahun depan, meskipun ada risiko kenaikan jangka pendek jika pemerintahan Trump menekan aliran dari Iran.

Para analis mengatakan bahwa logam dasar lebih disukai daripada besi, dan gas Eropa menghadapi risiko kenaikan dalam jangka pendek akibat cuaca.

"Pemerintahan AS yang baru semakin meningkatkan risiko terhadap pasokan Iran," kata para analis, menyinggung kemungkinan pemberlakuan sanksi lebih berat. "Potensi penguatan dukungan AS terhadap Israel juga dapat meningkatkan kemungkinan gangguan terhadap aset-aset minyak Iran."

(red)

No more pages