Oleh karena itu, cuan yang didapat dari CPO memang bukan kaleng-kaleng. Saat investor ramai-ramai mencairkan suan, maka CPO akan terpapar tekanan jual sehingga harganya ambruk.
Selain itu, koreksi harga minyak nabati pesaing juga membebani harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) turun 2%. Sedangkan di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) terpangkas 1,46%.
Sedangkan harga minyak biji bunga matahari berkurang 0,38%. Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan beralih ke CPO jadi menurun. Sebab, berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,97. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 0. Paling kecil, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga CPO berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah MYR 5.106/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MYR 5.151/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Sementara target support terdekat ada di MYR 4.894/ton yang adalah MA-20. Penembusan di titik ini bisa membuat harga CPO jatuh lagi ke arah MYR 4.457/ton.
(aji)