Adapun, lifting gas pada 2025 ditargetkan sebesar 5,458 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk WP&B 2025. Angka ini turun 1,1% dibandingkan dengan proyeksi 2024 di level 5,516 MMscfd. Sementara itu, target lifting gas 2025 dalam APBN dipatok 5,628 MMscfd.
Kemudian, target pemboran 2025 sesuai kesepakatan teknis meningkat sebanyak 979 sumur dari estimasi 2024 sebanyak 880 sumur.
Sementara itu, program pengerjaan ulang atau workover sumur juga meningkat dari outlook 2024 yang sebanyak 906 kegiatan menjadi 961 kegiatan. Sementara itu, perbaikan sumur atau well service meningkat menjadi 37.787 kegiatan dari outlook 2024 sebanyak 35.690 kegiatan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan sederet tugas berat yang menanti Djoko Siswanto, setelah menggantikan Dwi Soetjipto sebagai Kepala SKK Migas.
Tugas yang utama adalah memperbaiki kinerja produksi siap jual atau lifting minyak, di mana SKK Migas harus mengebutnya dengan menggandeng kontraktor kontrak kerja sama (KKKS)
“Program Pak Presiden Prabowo Subianto itu adalah bagaimana kita mengurangi impor [untuk] kedaulatan energi. Tidak ada cara lain, kita harus mengoptimalkan seluruh potensi sumur-sumur kita kita,” kata Bahlil usai pelantikan Djoko di kantor Kementerian ESDM, Kamis (7/11/2024) malam.
SKK Migas, kata Bahlil, harus memetakan sumur-sumur yang akan dieksplorasi, sudah selesai dieksplorasi, sumur-sumur yang menganggur, hingga yang sudah beroperasi tetapi masih bisa dioptimalkan potensinya melalui intervensi teknologi.
“Nah saya sudah perintahkan kepada Pak Djoko, jangan tidur, karena saya itu tidurnya sekarang, tidurnya sudah larut, bangunnya cepat. Jadi mau tidak mau, kita harus kerja keras,” ujar Bahlil.
(mfd/wdh)