Nilai baht sedikit berubah, sementara indeks saham utama Thailand naik hingga 0,6%, melampaui kenaikan 0,3% indeks MSCI ASEAN.
Meskipun ada peningkatan pertumbuhan, pemerintah diperkirakan tetap melanjutkan kampanye penurunan biaya pinjaman.
"Salah satu alasan utama—di balik layar, pengeluaran rumah tangga melambat," ungkap Tamara Mast Henderson, ekonom dari Bloomberg Economics dalam catatan pasca-rilis PDB. Ia juga memperkirakan bank sentral Thailand atau Bank of Thailand (BoT) akan mempertahankan suku bunga pada Desember, didukung oleh stimulus pemerintah yang mendorong pertumbuhan.
NESDC memproyeksikan pertumbuhan PDB sebesar 2,6% untuk tahun ini, dengan ekspansi antara 2,3%-3,3% pada 2025. Namun, Danucha memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan Presiden AS terpilih, Donald Trump, dapat menciptakan ketidakpastian akibat hambatan perdagangan.
Danucha juga memperingatkan bahwa utang rumah tangga diperkirakan tetap tinggi pada 2025. Namun, dampak dari langkah-langkah keringanan utang yang segera diumumkan perlu diamati lebih lanjut. Ia juga meremehkan dampak ekonomi dari banjir baru-baru ini, dengan total kerugian diperkirakan mencapai sekitar 60 miliar baht (sekitar Rp27 triliun).
"Investasi publik meningkat untuk pertama kalinya dalam enam kuartal," kata NESDC dalam sebuah pernyataan. Ekspor "barang dan jasa serta pengeluaran konsumsi pemerintah menunjukkan pertumbuhan yang baik. Meskipun demikian, konsumsi swasta melambat dan investasi swasta berkontraksi."
Total investasi meningkat 5,2%, membalikkan kontraksi 6,1% pada kuartal sebelumnya. Namun, investasi swasta turun 2,5%, meskipun lebih baik dibandingkan penurunan 6,8% pada kuartal sebelumnya.
Data lain menggarisbawahi pentingnya belanja pemerintah bagi pemulihan negara, dan pernyataan tersebut mengungkap "perlambatan pinjaman bisnis dan rumah tangga, didorong oleh praktik pinjaman yang ketat dari lembaga keuangan sebagai respons terhadap memburuknya kualitas kredit."
Investasi publik tumbuh lebih dari 25% pada kuartal ketiga, menandai ekspansi pertama dalam enam kuartal, setelah penurunan 4% pada kuartal sebelumnya.
Sektor perdagangan menunjukkan hasil positif, dengan volume dan nilai ekspor meningkat, menciptakan surplus sekitar US$5,8 miliar. Komoditas seperti beras, karet, dan perangkat telekomunikasi mencatat kenaikan nilai ekspor, sementara produk otomotif, minyak bumi, dan peralatan listrik mengalami penurunan nilai.
(bbn)