Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan defisit terdalam dengan China dipengaruhi oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya.
“Pada Oktober 2024 Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan beberapa negara, tiga terbesar dengan India US$1,55 miliar, dengan Amerika Serikat surplus US$1,52, dan Filipina surplus US$0,80 miliar,” ucap Amalia dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (15/11/2024).
Kedua, kemenangan Trump sebagai Presiden AS. Trump diproyeksikan bakal menerapkan kebijakan yang cenderung ke dalam atau inward looking policy. Sehingga, kebijakan peningkatan tarif impor pada produk China kemungkinan akan diterapkan.
Akibatnya, pemerintah China diproyeksikan bakal memberikan retaliasi, salah satunya dengan devaluasi nilai tukar yuan.
"Pada akhirnya akan berimbas pelemahan yuan, pelemahan mata uang rupiah dan mata uang lainnya, karena korelasi yuan cukup tinggi terhadap mata uang rupiah dah asia," ujarnya.
Ketiga, ketegangan geopolitik. Ketegangan geopolitik antara dari Rusia dan Ukraina sudah terjadi sejak 2022. Selain itu, konflik Palestina dan Israel serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga masih terjadi.
Namun, Trump diramal tidak bakal melakukan intervensi atau cawe-cawe pada geopolitik di Timur Tengah.
"Kabar baiknya harapannya tensi geopolitik di Timur Tengah, setelah nanti Trump. Mudah-mudahan tidak makin memanas," ujarnya.
(dov/roy)