Ahli bidang vaksinasi, dr Julitasari Sundoro, pemberian imunisasi PCV dua kali imunisasi dasar kemudian satu kali booster pada usia 12 bulan pada usia 2 dan 3 bulan. Bahkan vaksin ini boleh dibarengi dengan vaksinasi lainnya.
"Yang paling awal hanya bisa diberikan kepada anak usia di atas 2 bulan, karena bayi masih memiliki maternal antibody,"ungkapnya.
Di sisi lain, Plt. Dirjen P2P dr. Yudhi mengatakan Indonesia berkomitmen penuh untuk mencapai target SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) ketiga, khususnya mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan anak balita hingga setidaknya 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Target ini juga mencakup upaya menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia.
Pada tingkat nasional, Indonesia memiliki target ambisius untuk menanggulangi pneumonia pada tahun 2030, yaitu menurunkan angka kematian balita menjadi kurang dari 3 per 1.000 kelahiran hidup, dan mengurangi insidensi pneumonia berat pada balita sebesar 75% dibandingkan dengan insidensi tahun 2019.
“Untuk mencapai target ini, Indonesia memerlukan pendekatan yang sistematis dan komprehensif, terutama dengan menguatkan langkah Cegah-Lindungi-Obati pada masyarakat,”ungkap dr. Yudhi dalam keterangannya, dikutip Senin (18/11/2024).
Dokter spesialis anak Wahyuni Indawati dari Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa deteksi dini gejala pneumonia bisa mencegah anak dari kematian.
Maka dari itu penting bagi orangtua mendapatkan edukasi yang baik tentang pnemunonia termasuk gejalanya. Jika orangtua tidak mendapatkan edukasi yang baik soal gejala pneumonia maka bisa tidak menyadari bahwa anak sudah mengalami kesulitan bernapas.
Wahyuni juga mengingatkan bila bayi atau anak sedang mengalami sakit infeksi saluran pernapasan akut seperti batuk, demam, tidak napsu makan, pilek, lemah, lesu, dan nyeri perut. Kemudian cek juga frekuensi pernapasan dan ada tidaknya tarikan dinding dada ke dalam.
“Jika napas cepat dan sudah ada tarikan dinding dada ke dalam saat bernapas, segara bawa ke fasilitas kesehatan (dokter atau rumah sakit) untuk mendapatkan pemeriksaan,” kata Wahyuni.
(dec/roy)