Bloomberg Technoz, Jakarta - Banyak orang yang mengira paru-paru basah bagian dari penyakit infeksi radang paru-paru atau pneumonia. Padahal menurut para dokter ini dua hal yang berbeda.
Menurut dokter spesialis anak, dr Madeleine Ramdhani Jasin, Sp. A (K) mengatakan paru-paru basah bukan spesifik penyakit dari pneumonia.
"Tadi ingat ya bapak dan ibu saya bilang nih, paru-paru yang tadi isinya udara menjadi isinya sel-sel radang. Sel-sel radang itu bisa jadi bentuknya kayak nanah gitu. Makanya kadang-kadang orang awam bilangnya paru-paru basah. Tetapi sebetulnya tidak seharusnya juga,"kata dokter Madeleine saat diskusi "Peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2024" di YouTube Kementerian Kesehatan, Senin (18/11/2024).
"Jadi kita sekarang mulai membiasakan supaya bahasanya sama nih ya. Apa itu radang paru akut atau pneumonia? Jadi sakit pada paru-paru yang bisa menyebabkan sesak nafas,"tambahnya.
Selain itu ia juga merekomendasikan kepada orang tua bagaimana cara mengenal gejala pneumonia pada anak-anak. Dengan cara hitung napas pada anak, orang tua diharap bisa membawa sang buah hati langsung ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit terdekat.
"Umur 0-2 bulan napasnya, kalau naik kurang lebih jumlah napas tidak lebih dari 60 menit. Umur 3-12 bulan, kalau naik kurang lebih jumlah napas tidak lebih dari 50 menit.Umur 1-5 tahun, kalau naik kurang lebih jumlah napas tidak lebih dari 40 menit,"jelasnya.
Pneumonia yang didapuk sebagai the forgotten killer of children juga menjadi salah satu penyakit serius yang masih jarang diperhatikan oleh dunia kesehatan. Makanya hal ini dinilai begitu mengkhawatirkan.
Pencegahan Agar Tidak Terkena Pneumonia
Penyakit infeksi paru-paru biasanya didapati dari penularan melalui udara yang dihirup atau lewat kontaminasi tangan. Dia menyarankan beberapa hal agar pneumonia bisa dicegah:
- Menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup, olahraga, minum cukup, makanan bergizi, kemudian pemberian ASI Ekslusif hingga 2 tahun.
- Menghindari terkena infeksi dengan mengurangi intensitas bertemu dengan pasien. Pakai masker untuk mengurangi risiko penularan.
- Cuci tangan setelah melakukan kontak dengan pasien.
- Menghindari daerah dengan sirkulasi udara yang kurang baik.
(dec/roy)