Logo Bloomberg Technoz

Harga minyak telah berfluktuatif antara untung dan rugi sejak pertengahan Oktober, di mana konflik di Timur Tengah terkadang meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi dan potensi gangguan pada pasokan minyak. 

Namun, konsumsi minyak China yang lemah telah berdampak pada penjualan minyak mentah Angola untuk Desember. Sementara para peramal cuaca termasuk International Energy Agency melihat prospek kelebihan pasokan yang cukup besar tahun depan.

"Para pelaku pasar terus khawatir akan prospek suplai yang lebih tinggi dari Amerika Serikat (AS) dan OPEC+," serta prospek ekonomi China, kata Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG Asia Pte. "Tidak banyak katalis bullish yang dapat mendorong harga minyak naik."

Para investor memantau perkembangan perang Rusia di Ukraina, di mana para sekutunya mendorong Volodymyr Zelenskiy untuk mempertimbangkan cara-cara baru untuk mengajak Vladimir Putin menegosiasikan akhir konflik.

AS juga hampir memutuskan untuk mencabut beberapa pembatasan penggunaan senjata buatan Barat oleh Ukraina untuk menyerang target-target militer terbatas di Rusia, menurut sumber yang mengetahui hal ini.

Harga:

  • Brent untuk pengiriman Januari naik 0,5% menjadi US$71,38 per barel pada pukul 12:05 siang di Singapura.
  • WTI untuk pengiriman Desember naik 0,4% menjadi US$67,26 per barel.

(bbn)

No more pages