Logo Bloomberg Technoz

Komentar Kim Jong Un tersebut menyusul pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol di Lima, Peru. Biden mengatakan upaya terkoordinasi sangat penting untuk "melawan kerja sama Korut yang berbahaya dan tidak stabil dengan Rusia."

Untuk mendukung ancaman nuklirnya, Pyongyang bulan lalu menguji coba rudal balistik antarbenua baru yang mencapai rekor penerbangan dan tampaknya akan meningkatkan kemampuannya untuk menyerang AS dan sekutunya di Asia. Kim juga memamerkan pabrik pengayaan uranium untuk bom nuklir.

Kim Jong Un mengatakan AS memperpanjang perang di Ukraina dengan menyediakan senjata untuk Kyiv dan menyeret lebih banyak negara ke dalam konflik, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjaadinya Perang Dunia III.

Ia tidak menyinggung pasukan tempur dari Korut yang dikirim ke Rusia untuk membantu upaya perang Presiden Vladimir Putin.

Korut sejauh ini telah mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk bertempur bersama tentara Putin di wilayah Kursk, Rusia, di mana pasukan Ukraina telah menduduki sebagian wilayah perbatasan sejak serangan mendadak pada Agustus.

Tentara Korea Utara (Korut). (Bloomberg)

Pyongyang mungkin akan mengerahkan sebanyak 100.000 tentara untuk membantu perang Rusia di Ukraina jika aliansi antara Pyongyang dan Moskow terus berlanjut, menurut orang-orang yang mengetahui penilaian yang dibuat oleh beberapa negara G20.

Langkah seperti itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Kemungkinan akan terjadi secara bertahap dengan pasukan yang dirotasi dari waktu ke waktu, bukan dalam satu kali pengerahan, mereka menambahkan.

AS dan Korea Selatan juga telah berulang kali menuduh Kim mengirim amunisi dan rudal balistik untuk membantu perang Putin. Korsel memperkirakan sebanyak 8 juta peluru telah dikirim.

Hubungan yang semakin erat antara Pyongyang dan Moskow membuat Kim semakin berani untuk meningkatkan permusuhan terhadap Korsel, sekaligus meningkatkan kekhawatiran akan kemampuan Korut untuk memperkuat militernya dan mempertahankan rezimnya dengan dukungan Rusia.

Keputusan Kim mengirim pasukan Korut untuk bergabung dengan Rusia dalam perang melawan Ukraina telah membuat khawatir sekutu-sekutu Kyiv, yang telah memperingatkan bahwa hal itu berisiko memperburuk konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Beberapa pemimpin kemungkinan akan mengangkat isu keterlibatan militer Korut, termasuk dengan China, pada KTT para pemimpin G-20 yang dimulai Senin (18/11/2024) di Brasil.

(bbn)

No more pages