Produksi Nasional
Pada 2024, kata Julian, Kementerian ESDM merencanakan produksi batu bara nasional sebanyak 710 juta ton dan realisasi sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai 800 juta ton.
Sementara itu, untuk 2025, produksi batu bara Indonesia ditargetkan mencapai 740 juta ton, dengan porsi 240 juta ton untuk domestik dan 500 juta ton untuk ekspor.
Sementara itu, pada 2026, produksi batu bara diproyeksikan mengalami penurunan menjadi sejumlah 728 juta ton, dengan porsi ekspor menurun menjadi 480 juta ton dan domestik meningkat menjadi 248 juta ton.
Dalam laporan Commodity Markets Outlook terbarunya, Bank Dunia melandasi proyeksi penurunan permintaan batu bara di China, Eropa, dan AS pada 2026 dengan faktor makin banyaknya pembangkit listrik dari energi terbarukan (EBT) dan gas alam untuk menggantikan pembangkit berbasis batu bara.
Bank Dunia menggarisbawahi peningkatan permintaan batu bara masih terjadi pada tahun ini, seiring dengan konsumsi yang cukup besar dari India serta China yang digadang-gadang mampu mengompensasi penurunan permintaan dari Eropa.
Namun, konsumsi batu bara global diperkirakan mulai menyusut pada 2025, di mana permintaan dari China menurun dan pertumbuhan permintaan India diproyeksikan melambat.
"Jika perkiraan ini terbukti akurat, konsumsi batu bara global akan mencapai puncaknya pada 2024, menandai tonggak penting dalam transisi energi global," tulis Bank Dunia dalam laporannya.
Mencuplik data Statista, negara yang menjadi konsumen batu bara terbesar di dunia adalah China, dengan kapasitas 91,94 exajoules pada 2023. Sementara itu, konsumen kedua terbesar adalah India sebesar 21,98 exajoules dan AS sebesar 8,2 exajoules.
(dov/wdh)