Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan ini, kalender ekonomi para investor masih padat oleh berbagai agenda yang menentukan arah pergerakan pasar ke depan. Meski mungkin tidak sepelik pekan-pekan sebelumnya.

Salah satu fokus utama para pelaku pasar pada pekan ini adalah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dihelat 19-20 November atau Selasa-Rabu nanti. 

Perry Warjiyo dan kolega akan dihadapkan pada dua hal yang berlawanan dan membutuhkan respon kebijakan tepat nan strategis. Tingkat inflasi RI sudah menyentuh level terendah sejak 2021 silam, di tengah kelesuan konsumsi rumah tangga yang telah menyeret pertumbuhan ekonomi makin melambat pada kuartal terakhir. 

Di sisi lain, keketatan likuiditas masih menjadi isu di perbankan ketika biaya dana (cost of fund) makin meningkat dan menyulitkan penurunan tingkat bunga kredit. Dalam lanskap tersebut, pelonggaran moneter menjadi kebijakan yang sudah begitu dinanti.

Namun, kerentanan yang masih dihadapi oleh rupiah yang sudah melemah 2,16% sejak RDG terakhir digelar media Oktober lalu, terutama karena lanskap geopolitik akan berubah menyusul keterpilihan Donald Trump sebagai Presiden AS, mungkin akan mengubah narasi. Belum lagi ancaman defisit kembar seiring pelemahan penerimaan negara ketika surplus neraca dagang kian kecil.