Logo Bloomberg Technoz

Momen Penentuan BI Rate, Rupiah Bisa Lebih Kuat Awali Pekan

Tim Riset Bloomberg Technoz
18 November 2024 07:30

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah memasuki pekan menentukan ketika Bank Indonesia akan memutuskan kebijakan suku bunga acuan di tengah kerentanan yang telah melemahkan kinerja mata uang di seluruh dunia pekan lalu akibat the greenback.

Rupiah mencatat pelemahan 1,2% sepanjang pekan lalu tergerus keperkasaan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level terkuat setahun terakhir. Pelemahan rupiah minggu lalu menjadi yang terburuk di Asia urutan ketiga, setelah baht dan ringgit.

Pagi ini, indeks dolar AS masih bergerak stabil di kisaran 106,72 setelah membukukan penguatan 1,61% sepanjang pekan lalu. Sementara pada pekan lalu, tekanan jual telah melambungkan tingkat imbal hasil alias yield Treasury, surat utang AS, hingga menyentuh 4,45% untuk tenor 10Y. Sedangkan UST-2Y menyentuh 4,34%. 

Pada perdagangan terakhir pekan lalu. yield Treasury bergerak turun di mana tenor pendek 2Y menyentuh 4,30% dan tenor 10Y masih bertahan di kisaran 4,44%.

Stabilnya indeks dolar AS pagi ini memberi ruang bagi mata uang Asia. Pada awal transaksi Senin pagi, mata uang Asia sebagian bergerak menguat dipimpin oleh won Korsel yang naik nilainya 0,24%. Sementara ringgit bergerak tipis penguatannya 0,04%, dolar Singapura dan yen Jepang masing-masing 0,02%.