Selain itu, penguatan nilai tukar mata uang dolar AS ikut membebani harga emas. Pekan lalu, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 1,71%. Indeks ini sudah naik 7 pekan beruntun.
Emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS. Saat mata uang Negeri Paman Sam terapresiasi, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, harga pun mengikuti.
Kemudian, ekonomi AS yang masih solid membuat emas jadi kurang menarik. Akhir pekan lalu, US Census Bureau mengumumkan penjualan ritel di Negeri Adikuasa naik 0,4% pada Oktober dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dari perkiraan pasar dengan proyeksi pertumbuhan 0,3% mtm.
Dengan perkembangan tersebut, sepertinya bank sentral Federal Reserve tidak perlu terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan moneter. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% dalam rapat The Fed bulan depan adalah 59,9%. Lebih rendah ketimbang seminggu lalu yakni 65,6% dan sebulan ke belakang yaitu 71,7%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
“Dengan ekonomi AS yang sekarang terlihat kuat, maka emas menjadi pilihan yang kontrarian,” ujar Matt Miskin, Co-Chief Investment Strategist di John Hancock Investment Management, juga diberitakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Jadi, bagaimana perkiraan harga emas untuk minggu ini? Apakah bakal turun lagi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,9. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sedangkan indikator Stochastic RSI sudah menyentuh angka 0. Sudah paling rendah, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga emas berpeluang bangkit berdiri pekan ini. Target resisten terdekat adalah US$ 2,689/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.692/troy ons bisa menjadi target berikutnya.
Akan tetapi, patut diwaspadai karena US$ 2.692/troy ons adalah pivot point. Dari situ, target support akan ada di kisaran US$ 2.634-2.524/troy ons.
(aji)