Meskipun pengunduran dirinya menimbulkan kekhawatiran bahwa menteri lain dari partainya mungkin akan mengundurkan diri, yang dapat menggulingkan koalisi, Schoof mengatakan mereka akan tetap menjabat.
Achahbar juga menentang kegagalan seorang menteri dari Partai Kebebasan untuk menjauhkan diri dari komentar anti-Maroko yang disampaikan oleh Wilders sebelumnya, kata juru bicara Achahbar.
"Respons yang terpolarisasi dalam beberapa minggu terakhir telah mempengaruhi posisi saya sedemikian rupa sehingga saya merasa saya tidak lagi bisa menjalankan tanggung jawab saya," kata Achahbar dalam surat pengunduran dirinya.
“Kabinet ini menentang rasisme, antisemitisme, dan diskriminasi,” kata Schoof dalam konferensi pers pada Jumat malam.
“Tidak ada atau tidak pernah ada rasisme,” tambahnya.
Wilders telah menyerang komunitas Maroko di Belanda setelah kekerasan sepak bola yang disalahkan pada pendukung Palestina. “Tidak ada lagi perburuan Yahudi di negara ini, saya tidak menerimanya.
"Dan hukumlah pelakunya — terutama orang Maroko — dengan sangat keras, cabut kewarganegaraan Belanda mereka dan deportasi mereka,” katanya di media sosial pada hari Rabu.
Schoof mengaitkan serangan terhadap penggemar Israel dengan “sekelompok orang muda dengan latar belakang migrasi.”
Koalisi yang dipimpin Schoof mulai menjabat pada Juli sebagai pemerintahan Belanda yang paling condong ke kanan dalam beberapa dekade, mendorong kebijakan imigrasi yang paling ketat dalam sejarah.
Kabinet tersebut memperketat pengawasan perbatasan, menindak pencari suaka, dan meminta Uni Eropa untuk mendapat pengecualian dari perjanjian migrasi blok tersebut.
Pemerintah telah membahas langkah-langkah termasuk perluasan kekuasaan polisi dan hukuman yang lebih berat untuk antisemitisme.
Wali Kota Amsterdam Femke Halsema minggu lalu mengumumkan langkah-langkah keamanan seperti pemeriksaan tubuh preventif, larangan pakaian yang menutupi wajah, dan larangan sementara terhadap demonstrasi.
Setelah memenangkan pemilu pada November 2023, ambisi Wilders untuk membentuk kabinet sayap kanan terbukti menjadi tugas yang berat, dan dia membatalkan usahanya untuk menjadi perdana menteri guna melanjutkan pembicaraan.
Keempat partai koalisi malah memilih Schoof, mantan kepala badan intelijen yang tidak berafiliasi dengan partai, sebagai perdana menteri dari ekonomi terbesar kelima di Uni Eropa.
(bbn)