Selain itu ia mengatakan perlunya sosialisasi menyeluruh ke masyarakat agar memiliki pengetahuan akan penyakit demam berdarah dengue (DBD), gerakan sosialisasi ini juga perlu menyasar ke endemis.
Endemis adalah kawasan daerah yang setiap 3 tahun terakhir ditemukan kasus pada setiap tahunnya. Di tahun 2023 sendiri ada 461 kota endemis dalam zona merah rawan kasus DBD. Di antaranya meliputi, Sumatera, Kalimantan hingga Pulau Jawa.
"Nah ini kita juga perlu sosialisasikan pada masyarakat bahwa apalagi kita tinggal di daerah yang 461 kota yang merah, endemis, sehingga yang namanya demam, apalagi pada anak-anak itu tidak boleh dianggap enteng," katanya.
"Jadi pentingnya masyarakat paham bahwa demam tidak boleh dianggap remeh, mereka tahu harus mencari pertolongan,dan mereka juga memantau perjalanan demam itu, jadi kalau pun dipulangkan misalnya karena hasilnya negatif, tetap harus dipantau, karena mungkin waktu awal belum terdiagnosa, tapi setelah 3 hari, oh ternyata memang masih demam dan bisa dicek kembali," tambahnya.
Ina mengingatkan apabila merasa ada gejala pada demam segera pergi ke fasilitas kesehatan setempat atau.puskesmas. "Kalau nanti dia suspek, DBD tentu juga ada pemeriksaan rapid diagnostic test ya, untuk mengecek secara cepat apakah ini DBD atau bukan. Kalau bukan dipulangkan, tapi nanti ketika pulang itu akan dipatoh lagi, kalau 3 hari nggak ada perbaikan harus kembali lagi untuk dicek lebih lanjut," tandasnya.
(dec/spt)