Sepanjang waktu terakhir reli atas Bitcoin terjadi usai spekulasi menyeruak bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter mereka, serta alasan kuat jika risiko krisis perbankan benar-benar terjadi hingga menekan kurs mata uang fiat.
Kasus First Republic Bank jadi pendorong risiko krisis perbankan di Amerika Serikat makin tinggi. Pejabat otoritas terakhir terus mencari solusi untuk meredam situasi hingga membuat pasar global jauh lebih tenang dan tidak larut dalam ketidakpastian.
“Pasar masih sangat tidak pasti karena menanti apa yang akan terjadi pada First Republic Bank. Apa yang terjadi pada Bitcoin bentuk volatilitas terkiat hal ini. Beberapa [trader] berada pada posisi buy hingga memengaruhi likuiditas. Pasar tengah menurun, namun akan kembali normal,” kata Adrian Przelozny, Kepala Crypto Exchange dari Independent Reserve, seperti dilaporkan Bloomberg News.
Laju Bitcoin hingga April atau dalam empat bulan pertama 2023 adalah prestasi terbaik. Kenaikan yang cukup bertahan lama. Banyak ramalan soal Bitcoin, yang akan segera meroket tahun ini. Bahkan beberapa menilai lonjakannya bisa 260% di tahun berikutnya, berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg.
Perlawanan terhadap Bitcoin terus terjadi oleh pemerintah AS, hingga koin digital selalu dihadapkan pada risiko benturan. Trader mulai mengurangi ekspektasi dan tidak lagi terlalu percaya diri bahwa kebijakan moneter akan benar-benar dilonggarkan.
Saat ini The Fed masih akan menaikkan suku bunga 25 bps, dari mayoritas analis dalam rangkuman konsensus. Rilis Fed sendiri baru akan keluar Rabu depan. Kenaikan dinilai perlu untuk tetap meredam inflasi AS yang belum ‘jinak’.
(bbn)