Bunga SRBI Naik Lagi, Bank Dihantui Keketatan Likuiditas
Ruisa Khoiriyah
15 November 2024 15:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan yang melanda pasar saham maupun surat utang hingga menyeret pelemahan nilai tukar rupiah nyaris menjebol level psikologis di Rp16.000/US$, membuat Bank Indonesia mengerek lagi suku bunga diskonto Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), ke level tertinggi sejak pertengahan September.
Arus keluar modal asing yang terindikasi membesar terutama di pasar saham sejak pekan lalu, disusul oleh tekanan di pasar surat utang juga valuta, akibat sentimen eksternal yang melejitkan lagi indeks dolar Amerika Serikat (AS), mendorong BI mengoptimalkan SRBI menjadi alat menahan capital outflows dengan mengerek tingkat bunganya.
Pemakaian SRBI sebagai instrumen operasi moneter demi menahan tekanan pada nilai tukar selama setahun terakhir ini mungkin memang telah membantu rupiah agar tidak merosot semakin dalam.
Hanya saja, tingkat bunga SRBI yang kembali naik mungkin menjadi kabar kurang mengenakkan bagi perbankan yang sejauh ini telah mengeluhkan keketatan likuiditas dan mahalnya biaya dana, akibat masih tingginya bunga SRBI -sebagai proksi BI rate- bahkan ketika bunga acuan sudah sempat dipangkas pada September lalu ke level 6%.
Di sisi lain, penggunaan SRBI demi memancing arus modal asing masuk jangka pendek (hot money) juga telah berkontribusi besar bagi lonjakan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia dalam beberapa kuartal terakhir.