Sementara di posisi ketiga, Singapura menjadi negara asal impor utama ketiga dengan nilai impor US$1,09 miliar. Angka ini tercatat naik US$300 juta dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$0,79 miliar
“Di tempat kedua-ketiga asal impor Indonesia adalah Jepang dan Singapura. Dimana share impor masing-masing asal negara tersebut sebesar 8,22% dan 5,96%,” ucap Amalia.
Posisi keempat, ditempati oleh ASEAN terkecuali Singapura yang dilaporkan nominal impornya sebesar US$2,31 miliar. Angka ini tercatat naik US$0,12 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$2,19 miliar.
Sementara itu, pada posisi kelima, nilai impor non migas dari kawasan Uni Eropa mengalami penurunan menjadi US$1,07 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$1,09 miliar.
“Nilai impor non migas dari kawasan Uni Eropa mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan,” pungkas Amalia.
Sebagai informasi, BPS mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Oktober. Impor disebut melonjak, baik dibanding bulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu.
Pada Jumat (15/11/2024), Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan nilai Impor Indonesia pada Oktober adalah US$ 21,94 miliar atau melonjak 17,49% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Pada September 2024, nilai impor tercatat US$24,41 miliar. Artinya, impor Oktober melonjak 16,54% atau lebih besar dibanding peningkatan periode bulan sebelumnya yang hanya naik 10,69%.
"Secara bulanan, impor migas tercatat US$ 3,67 miliar atau naik 44,98%. Impor non-migas US$18,27 miliar atau naik 12,13%," Ujar Amalia, Jumat (15/11/2024).
(azr/lav)