Menurut Tri, hal yang sama juga dilakukan oleh China, di mana Negri Panda tetap melakukan impor batu bara meski memiliki cadangan yang besar.
Menyitir laporan S&P Global, impor batu bara China mencapai rekor tertinggi lainnya pada kuartal IV-2023, dan impor 2024 kemungkinan akan tetap tinggi karena melambatnya produksi dalam negeri dan keuntungan harga batu bara luar negeri.
Produsen dan pembeli batu bara terbesar di dunia mengimpor 126,79 juta metrik ton batu bara pada kuartal IV-2023, naik 37,2% dari tahun ke tahun, data dari Global Trade Analytics Suite (GTAS) milik S&P Global Market Intelligence.
Impor batu bara China 2023 juga mencapai rekor baru sebesar 474,47 MMt, naik 61,8% dari 2022 dan tertinggi sejak 2013.
Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) sebelumnya mengatakan beberapa smelter di Indonesia telah melakukan impor bijih nikel dari Filipina dengan kadar 1,4% sebesar 385.000 ton hingga Juli 2024.
Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan impor nikel dilakukan seiring dengan makin banyaknya jumlah pabrik pemurnian atau smelter nikel di Indonesia.
“Bahan baku [nikel] sudah sampai ada yang impor loh, saking [perusahaan-perusahaan smelter] fight untuk mengambil bahan baku,” ujar Meidy saat ditemui di Jakarta Pusat, akhir Juli.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui laporan Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Mei 2024, volume impor bijih nikel dan konsentrat (ore nickel and concentrates) dengan kode HS 26040000 adalah 1,06 miliar kilogram hingga Mei 2024.
Kementerian ESDM melaporkan Indonesia bakal memiliki 190 pabrik pemurnian atau smelter nikel, meskipun belum menjelaskan kapan semua fasilitas tersebut bakal beroperasi.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq mengatakan 190 smelter nikel itu terdiri dari 54 smelter yang sudah beroperasi, 120 smelter yang sedang tahap konstruksi, dan 16 dalam tahap perencanaan.
Dari 190 smelter tersebut, Julian mengatakan hanya 8 atau 9 smelter yang memiliki teknologi berbasis high pressure acid leach (HPAL) dan sisanya berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF).
“Sebanyak 190 itu total 54 yang sudah beroperasi, 120 yang sedang konstruksi, 16 dalam tahap perencanaan, itu berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),” ujar Julian saat ditemui di Jakarta Barat, akhir Oktober.
(dov/wdh)