Level harga itu masih lebih mahal dibanding emas Antam yang dijual di Butik Antam hari ini yang sebesar Rp1.470.000 per gram, naik Rp4.000 dibanding sebelumnya.
Kenaikan harga emas Antam yang dijual di Butik Antam sepertinya lebih dipengaruhi oleh kurs dolar AS yang makin mahal saat ini.
Pasalnya, di pasar internasional, harga emas cenderung melemah. Pada penutupan pasar dini hari tadi di pasar New York, harga emas dunia ditutup melemah 0,32% ke level US$2.564,85 per troy ounce, menjadikan emas bersiap mencetak kerugian mingguan terbesar dalam lebih dua tahun terakhir.
Pagi tadi pada pembukaan pasar Asia, harga emas dunia stabil di kisaran US$2.566,77 per troy ounce. Namun, level tersebut masih di area terendah sejak pertengahan September lalu.
Harga emas mengalami tekanan tak berkesudahan sejak hasil Pilpres AS menempatkan Donald Trump sebagai Presiden AS berikutnya. Kebijakan Trump ke depan dinilai potensial mengerek lagi inflasi di AS, yang akan mematahkan jalur penurunan bunga acuan The Fed di masa mendatang.
Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga emas terus melemah. Secara mingguan, harga emas dunia bahkan telah membukukan penurunan 4,42%, kerugian terbesar sejak Juni 2021 silam menurut catatan Bloomberg.
Pernyataan bernada hawkish Powell tadi malam membuat pasar bergolak lagi. Powell menilai bank sentral paling berpengaruh di dunia itu tidak akan memangkas bunga acuan terburu-buru melihat ekonomi AS masih tangguh. Tak ayal, ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed ke depan langsung anjlok. Pasar kini memprediksi, The Fed akan menahan bunga acuan pada pertemuan Desember nanti.
Pupusnya harapan penurunan bunga acuan itu menjadi kabar buruk bagi emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Sebaliknya, bagi surat utang AS, pernyataan Powell sontak melejitkan tingkat imbal hasil surat utang terutama untuk tenor pendek yang sensitif terhadap pergerakan bunga acuan. Indeks dolar AS juga bertahan di level terkuat setahun terakhir.
Sudah jenuh jual
Secara teknikal dalam perspektif harian (time frame daily), harga emas masih berada di zona bearish, terlihat dari Relative Strength Index (RSI) sebesar 34,31. Posisi RSI di bawah 50 menandakan suatu aset berada di posisi bearish.
Namun indikator Stochastic RSI sudah berada di area 0, mencerminkan komoditas berharga itu sudah jenuh beli alias oversold.
Investor perlu mencermati pivot point di level US$ 2.580, sebab jika itu tertembus maka harga emas berpeluang menguji level resistance selanjutnya di US$ 2.600 per troy ounce.
Sementara level support terdekat adalah US$ 2.550, yang otomatis mendekati MA-100. Penembusan di titik itu berpotensi membawa harga emas menguji support selanjutnya di US$ 2.520 per troy ounce.
(rui)