Logo Bloomberg Technoz

Indeks Pembangunan Manusia: Papua Terendah, Jakarta Tertinggi

Azura Yumna Ramadani Purnama
15 November 2024 10:05

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat rilis BPS, Jumat (15/11/2024). (Bloomberg Technoz/Azura Yumna)
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat rilis BPS, Jumat (15/11/2024). (Bloomberg Technoz/Azura Yumna)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintahan Prabowo-Gibran masih punya pekerjaan rumah soal ketimpangan dalam akses pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Hal ini terekam dalam laporan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2024 mencapai 75,98 atau dalam kategori tinggi. Angka ini naik 0,85% dari tahun 2023 sebesar 74,39. IPM terendah dari 38 provinsi dicatatkan oleh Papua Pegunungan dengan nilai 54,43 sementara IPM tertinggi adalah Jakarta dengan nilai 84,15.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penyebab IPM Papua Pegunungan rendah karena rata-rata sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas hanya 4,21 tahun. Artinya tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Mereka kebanyakan sekolah hanya sampai kelas 4 SD.

"Kemudian indeks pengeluaran riil per kapita masih rendah mencapai Rp5,71 juta per tahun. Angka harapan hidup juga masih rendah," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/11/2024).

Meski begitu, Amalia mengungkapkan, tahun ini Provinsi Papua Pegunungan mencatatkan pertumbuhan IPM tertinggi dibandingkan provinsi lainnya. Terjadi pertumbuhan pengeluaran riil per kapita per tahun sebesar 6,14% dan pertumbuhan lama sekolah sebesar 4,98%.