Logo Bloomberg Technoz

Ingin Jadi Raja Baterai, RI Cuma Punya 40% Cadangan Nikel Limonit

Dovana Hasiana
15 November 2024 10:10

Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian
Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyek ekosistem pabrik baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang tengah digeber di Indonesia bisa terus berjalan, meski bahan baku dasarnya berupa limonit hanya 40% dari total cadangan nikel RI.

Sekadar catatan, limonit merupakan nikel kadar rendah yang umumnya diolah melalui sistem high pressure acid leaching (HPAL) untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) yang dibutuhkan sebagai bahan baku baterai EV.

“[Keberlanjutan pabrik baterai] tidak ada masalah, kan sekarang masih kecil [kapasitas terpakainya],” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara saat ditemui di Kementerian ESDM, dikutip Jumat (15/11/2024). 

Bahkan, Tri mengatakan 40% limonit dari total cadangan bijih nikel yang mencapai 5,32 miliar ton di Indonesia saat ini belum termanfaatkan secara optimal. 

Produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) di pabrik pengolahan nikel./Bloomberg-Dimas Ardian

Temuan Baru