“Meskipun ekspor dan impor diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan, laju pertumbuhan impor diperkirakan akan melebihi laju pertumbuhan ekspor,” ujar Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (15/11/2024).
Josua memprediksi pertumbuhan ekspor secara tahunan di Oktober 2024 melambat menjadi 2,80% (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,44% (yoy).
Menurut dia, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh melemahnya permintaan global, terutama dari mitra dagang utama RI yakni Tiongkok, serta berlanjutnya normalisasi harga komoditas.
“Tiongkok, pasar ekspor utama Indonesia, telah menunjukkan tanda-tanda tren pertumbuhan yang cenderung 'slower-for-longer'. Impor Tiongkok dari Indonesia mengalami kontraksi sebesar -5,50% yoy di bulan Oktober-24, penurunan tajam dari pertumbuhan 7,88% yoy yang tercatat di bulan September-24,” tutur Josua.
(lav)