Logo Bloomberg Technoz

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) juga memperkirakan peningkatan mandat bauran biodiesel sebesar 5% akan menyebabkan penggunaan CPO untuk biodiesel meningkat dari 11,0 juta ton per tahun menjadi 13,9 juta ton per tahun.

Hingga Oktober, USDA memperkirakan konsumsi minyak sawit industri di dalam negeri Indonesia, yang melonjak dari 11,90 juta ton pada 2022—2023 menjadi 13,25 juta ton pada 2023—24 (dengan mandat B35 diluncurkan pada Februari 2023), akan meningkat menjadi 13,75 juta ton pada 2024—2025.

“Pada akhir Agustus, Presiden Prabowo Subianto melontarkan gagasan janji kampanye untuk mengadopsi mandat B50 pada 2025, yang menurut pandangan kami merupakan jangka waktu yang tidak layak sebagaimana adanya,” papar BMI dalam laporannya, dikutip Kamis (14/11/2024).

Pada Oktober, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat penurunan ekspor CPO sebagai dampak dari mandat B50 akan mengganggu pendanaan (yang dikutip berdasarkan pungutan ekspor minyak sawit) untuk skema penanaman kembali dalam negeri.

Pada November, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa adopsi B50 dijadwalkan pada 2028.

Mesin produksi minyak kelapa sawit./Bloomberg-Ferley Ospina

Surplus dan Permintaan

“Kami memperkirakan surplus produksi minyak sawit dunia akan menyempit dari perkiraan 1,8 juta ton pada 2023—2024 menjadi titik terendah dalam empat musim sebesar 1,1 juta ton pada 2024—2025,” papar BMI.

Ramalan tersebut menunjukkan pasar yang lebih ketat daripada yang diilustrasikan dalam perkiraan USDA saat ini, yang melihat surplus sebesar 2,2 juta ton pada 2023—2024 dan sebesar 1,7 juta ton pada tahun 2024—2025.

“Sehubungan dengan produksi, kami melihat produksi minyak sawit dunia meningkat dari 76,6 juta ton pada 2022—2023 menjadi perkiraan 77 juta ton pada 2023—2024 dan kemudian menjadi perkiraan 79,6 juta ton pada 2024—2025.”

Di sisi permintaan, BMI melihat konsumsi minyak sawit dunia meningkat dari 74,3 juta ton menjadi sekitar 75,2 juta ton pada 2023—2024 dan prakiraan 78,5 juta ton pada 2024—2025. 

“Namun, kami mencatat bahwa prospek kami sensitif terhadap waktu adopsi prospektif Indonesia terhadap mandat bauran biodiesel B40 serta kecepatan peluncuran bahan bakar B40,” terang BMI.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya memastikan biodiesel B40, yang diluncurkan pada 1 Januari 2025, bakal mendapatkan subsidi melalui dana pungutan ekspor minyak kelapa sawit atau CPO yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan pemberian subsidi itu sudah disetujui oleh komite pengarah (komrah) dan BPDPKS tengah menyiapkan anggarannya.

“Iya sudah disetujui [subsidi B40], sedang dipersiapkan juga. BPDPKS sudah menyiapkan termasuk anggarannya,” ujar Eniya saat dihubungi Bloomberg Technoz, baru-baru ini.

Eniya mengatakan, B40 saat ini tengah diujicobakan pada berbagai sektor, seperti pada kereta api, dan transportasi maritim, yang targetnya bakal diselesaikan pada Desember.

“B40 untuk otomotif sudah selesai uji, sekarang ongoing pengujian di alsintan sudah selesai. Di kereta api masih ongoing, alat berat masih diuji, di pembangkit belum. Lalu di maritim ongoing. Jadi semua sampai dengan Desember untuk B40,” ujarnya.

Di lain sisi, Eniya mengatakan, secara paralel, Kementerian ESDM juga tengah melakukan uji teknis secara statis pada mesin untuk pengembangan biodiesel B50.

“Bukan uji teknis [seperti] B40 di mobil beneran, ini [B50] kayak di engine saja, masih dilakukan Lemigas dan perlu 2 bulan lagi baru mengerti apakah bisa jalan di engine,” ujarnya.

Eniya menggarisbawahi biodiesel hingga B100 secara teknis bisa berjalan, tetapi diperlukan penyesuaian spesifikasi dan standarnya yang masih dalam proses.

(wdh)

No more pages