Sejalan dengan itu, pertumbuhan impor tahunan di Oktober 2024 juga diprediksi melemah menjadi 7,26% (yoy), dari bulan sebelumnya sebesar 8,55%. Meskipun melambat, Josua memprediksi pertumbuhan impor masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor yang mengindikasikan permintaan relatif lebih kuat dibandingkan permintaan eksternal.
“Tiongkok melaporkan bahwa pertumbuhan ekspor tahunannya ke Indonesia meningkat tajam menjadi 28,14% yoy di bulan Oktober-24, naik dari 12,52% yoy di bulan September-24. Sekitar 90% impor Indonesia terdiri dari bahan baku dan barang modal,” jelas Josua.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan mengumumkan Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Oktober 2024 serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2024 pada Jumat (15/11/2024), pukul 09.00 WIB.
Pada bulan lalu, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan nilai impor Indonesia pada September adalah US$18,82 miliar. Naik 8,55% dibandingkan September 2023 (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan, impor September turun 8,91% dibandingkan Agustus (month-to-month/mtm).
Sementara nilai ekspor September diumumkan sebesar US$22,08 miliar atau tumbuh 6,44% yoy. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada September surplus US$3,26 miliar.
(azr)