Laporan yang dirilis pada Kamis (03/07/2024) tersebut menyoroti betapa parahnya krisis kualitas udara di India. Studi ini menemukan bahwa sebagian besar dari 33.000 kematian yang disebabkan oleh polusi udara setiap tahun di 10 kota yang diteliti terjadi di pusat-pusat pesisir seperti Bangalore, Chennai, Kolkata, dan Mumbai, yang selama ini dikenal memiliki kualitas udara moderat.
"Dampak signifikan yang kami amati bahkan di bawah batas kualitas udara India sangat mengkhawatirkan," kata Bhargav Krishna, peneliti di Sustainable Futures Collaborative dan penulis utama studi tersebut. "Hal ini menunjukkan bahwa standar kualitas udara yang kita tetapkan mungkin terlalu tinggi."
Para peneliti mengamati 3,6 juta kematian antara tahun 2008 dan 2019 di wilayah sampel, dan melapisinya dengan peta rinci distribusi PM 2.5, yaitu senyawa polutan penyebab kanker yang sangat kecil sehingga dapat menembus aliran darah.
Studi menemukan bahwa paparan partikel PM 2.5 dengan tingkat tinggi, bahkan hanya selama 48 jam, dapat memperburuk harapan hidup secara kolektif dengan 7,2% dari semua kematian terkait dengan konsentrasi PM 2.5 di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 15 mikrogram per meter kubik.
(spt)