Logo Bloomberg Technoz

Orkestrasi The Fed, Kecemasan Resesi Sirna dan Serbuan ke Rupiah

Ruisa Khoiriyah
01 May 2023 14:20

Jerome Powell Ketua The Fed (Samuel Corum/Bloomberg)
Jerome Powell Ketua The Fed (Samuel Corum/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aliran modal asing ke pasar keuangan domestik sejak awal tahun menyiratkan cerita tentang “permainan uang” dan “kebijakan dua kaki” yang dilangsungkan oleh bank sentral utama di dunia dan membawa imbas ke pasar domestik hingga detik ini. 

Langkah Federal Reserve (The Fed) mengguyur lagi uang ke sistem keuangan menyusul kejatuhan beberapa bank di negeri adikuasa itu memang menjadi ironis di tengah serial pengetatan moneter yang telah dilangsungkan sejak 2022 demi menyeret turun inflasi yang menggila. 

Akan tetapi, Fed tidak punya pilihan lebih baik. Kejatuhan bank dan kekhawatiran atas dampak rambatan ke sistem keuangan ditakutkan menyeret Amerika hard landing alias resesi. Pada akhirnya, itu memaksa Fed berbalik arah menggelontorkan lagi suntikan senilai US$300 miliar hingga US$400 miliar pada Maret lalu ke sistem keuangan. Sebuah quantitative easing untuk memadamkan kepanikan pasar yang tiba-tiba datang bak gemuruh ombak lautan, sebelum semuanya terlambat.

(Bloomberg)

Sebelum serial pengetatan moneter (quantitative tightening/QT) dilangsungkan, neraca Fed masih begitu gemuk di posisi US$8,9 miliar, buntut dari kebijakan cetak uang yang dilakukan bank sentral untuk menstimulasi ekonomi ketika Covid-19 menghantam, tapi lalu berbalik menjadi sumber inflasi AS hingga ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Ketika inflasi AS menembus 9,1% tahun lalu, pengetatan moneter pun wajib ditempuh untuk menyedot uang kembali dari sistem. Bunga acuan dinaikkan hingga delapan kali sampai Februari dan berhasil merampingkan neraca Fed ke posisi US$8,3 miliar.