Logo Bloomberg Technoz

AS Tolak Laporan PBB soal Israel Lakukan Genosida di Gaza

Delia Arnindita Larasati
15 November 2024 07:50

Seorang anak yang terluka tiba di Rumah Sakit usai serangan Israel di sekolah Rufaida al-Aslamia, Gaza, Kamis (10/10/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)
Seorang anak yang terluka tiba di Rumah Sakit usai serangan Israel di sekolah Rufaida al-Aslamia, Gaza, Kamis (10/10/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menanggapi laporan dari komite khusus PBB yang menyatakan bahwa Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Patel menegaskan bahwa pemerintah AS sangat tidak setuju dengan kesimpulan tersebut.

“Itu adalah hal yang sangat tidak kami setujui. Kami merasa bahwa bahasa semacam itu dan tuduhan semacam itu sama sekali tidak berdasar terkait situasi kemanusiaan,” ujar Patel dalam jumpa pers yang diunggah di saluran YouTube AFP dan Departemen Luar Negeri AS.

Patel juga menyoroti laporan beberapa organisasi bantuan mengenai situasi kemanusiaan di Gaza, yang menurutnya tidak berdasarkan fakta yang valid. Ia menekankan bahwa Israel telah mengambil langkah-langkah untuk memenuhi tuntutan AS terkait peningkatan bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Washington, menurut Patel, akan terus memantau dan menilai perkembangan situasi ini.

"Kami telah melihat beberapa kemajuan yang telah dicapai. Kami ingin melihat lebih banyak lagi perubahan yang terjadi. Kami percaya bahwa jika bukan karena intervensi AS, perubahan-perubahan ini mungkin tidak akan pernah terjadi," tambahnya.

Sebelumnya, Komite Khusus PBB untuk Menyelidiki Praktik-Praktik Israel mengeluarkan laporan pada Kamis (14/11/2024) yang menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai metode perang, yang berakibat pada "korban sipil massal dan kondisi yang mengancam nyawa" bagi warga Palestina. Laporan itu menyebutkan bahwa sejak awal perang, pejabat Israel secara terbuka mendukung kebijakan yang merampas kebutuhan dasar warga Palestina seperti makanan, air, dan bahan bakar, yang mengancam kelangsungan hidup mereka.