"Namun, kisah struktural belum berakhir. Kisah ini masih sangat hidup dan kami melihat hal ini akan terus berlanjut hingga pertengahan hingga paruh kedua tahun depan."
Harga tembaga telah melemah sejak mencapai rekor tertinggi pada Mei di tengah kekhawatiran tentang pemulihan permintaan di China, konsumen logam terbesar di dunia.
Antusiasme terhadap poros pro-pertumbuhan Beijing telah mereda karena investor mencari tanda-tanda yang lebih jelas bahwa pemerintah akan mengeluarkan lebih banyak kebijakan — seperti investasi infrastruktur — yang akan mendongkrak permintaan komoditas.
Para trader mengamati dampak dari langkah-langkah stimulus ekonomi terbaru China. Produksi industri dan penjualan ritel di negara konsumen logam terbesar dunia ini diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada Oktober daripada September, menurut para ekonom yang disurvei Bloomberg. Data tersebut akan dirilis pada Jumat (15/11/2024).
Harga tembaga turun 1,04% di LME menjadi US$9.047,00 per ton pada pukul 9:55 pagi di London. Sebagian besar logam lainnya melemah, seng turun 1,46% dan aluminium turun 1,27%. Bloomberg Dollar Spot Index naik 0,4% ke level tertinggi baru dalam dua tahun.
(bbn)