Negara ini adalah rumah bagi beberapa produsen semikonduktor dan ponsel pintar terbesar di dunia termasuk Samsung Electronics Co. dan SK Hynix Inc., yang mencatatkan pendapatan kuartal pertama yang suram menyusul melemahnya sektor teknologi dunia.
Data terbaru tersebut menunjukkan ekspor utama Korsel turun 14,2%, di bawah perkiraan ekonom yang memprediksi penurunan 12,2%. Impor keseluruhan turun 13,3%, yang mengakibatkan defisit perdagangan sebesar US$2,62 miliar, penurunan terkecil dalam 10 bulan.
Perdagangan adalah komponen kunci ekonomi Korsel. Perekonomian Korsel tumbuh 0,3% dalam tiga bulan pertama tahun ini dari kuartal sebelumnya. Meski angka itu berarti negara ini terhindar dari resesi teknis, namun pukulan terhadap ekspor masih menjadi tantangan.
Mata uang won juga telah menjadi korban dari lemahnya perdagangan ini. Won telah jatuh lebih dari 5% terhadap dolar tahun ini, tertinggal jauh dibandingkan semua mata uang di Asia.
Gubernur Bank of Korea Rhee Chang-yong telah menyoroti beberapa hal yang menyebabkan ketidakpastian pada ekonomi negara tersebut, termasuk gejolak sektor perbankan AS, pasar perumahan lokal yang rapuh dan ketegangan antara Washington dan Beijing.
Para ekonom dan para bos sektor teknologi mengharapkan terjadinya rebound pada penjualan dan harga semikonduktor di paruh kedua tahun ini.
Beberapa perdagangan ke luar negeri, meski demikian, mencatatkan kenaikan. Ekspor pengiriman mobil naik lebih dari 40%. Ekspor kapal juga melonjak mendekati 60%.
Ekspor ke Eropa naik 9,9% di bulan April dari tahun sebelumnya, sementara ekspor ke China turun 26,5%, dibandingkan dengan penurunan sekitar sepertiga di bulan Maret. Ekspor ke AS turun 4,4%.
Meski begitu, ekspor cip turun 41% pada bulan April dari periode tahun sebelumnya setelah turun 34,5% pada bulan Maret. Hal ini menunjukkan permintaan sektor teknologi global yang masih lemah. Pengiriman display ke luar negeri juga turun hampir 30%.
(bbn)