Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, Kementerian Ketenagakerjaan menyebut kasus PHK di Indonesia pada tahun ini hampir mencapai 60.000 sampai dengan 28 Oktober 2024. Selama Januari hingga Agustus 2024, korban PHK telah menembus 46.240 orang.

Pada Agustus saja, penambahan kasus PHK mencapai 3.337 pekerja, lebih sedikit dibandingkan dengan Juli yang sebanyak 10.799 pekerja. Namun, bila dibandingkan dengan periode Januari—Agustus 2023, angka PHK tahun ini sudah meningkat 23,7%.

Di lain sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi deflasi 5 bulan beruntun serentang Mei—September 2024. Bahkan, deflasi pada September tercatat 0,12%, lebih dalam ketimbang bulan sebelumnya.

Di satu sisi, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tercatat di angka 1,84% yoy, menjadi yang pertama kali sejak Desember 2021 saat inflasi ada di bawah 2%.

Meski demikian, Roy menambahkan harga-harga barang di ritel modern masih relatif stabil, sehingga sedikit membantu kinerja penjualan perdagangan eceran.

Namun, dia tetap mengharapkan agar pemerintah terus menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga untuk mendukung pemulihan daya beli masyarakat.

"Inilah yang kita harapkan sampai akhir tahun pemerintah dapat terus mendukung intervensi terhadap ketersediaan pangan dan kestabilan harga," tekannya.

Faktor Transisi

Menariknya, Roy juga menekankan terjadinya penurunan pertumbuhan omzet ritel modern juga dipengaruhi oleh masa transisi pemerintahan yang terjadi di pertengahan tahun ini, yang dinilainya membuat masyarakat menahan belanja. 

"Jadi memang sempat turun [daya belinya masyarakat] dari habis Lebaran, [pada Mei]. Memang Mei, Juni, Juli itu agak terasa. Iya pada masa-masa transisi terakhir, tetapi sekarang sudah mulai bergeliat lagi," kata Roy.

"Kalau pemerintahan baru sekarang kan sudah mulai kan menggerakkan sektor ekonomi, menggerakkan lagi BLT [bantuan langsung tunai] yang diteruskan, bahkan nanti mau ada program Makan Bergizi Gratis itu, itu kan bisa menarik pekerja dan menambah penghasilan," sambungnya. 

Rak berisi mie instan produk Indofood CBP milik grup Salim Indofood di pasar swalayan. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)


Proyeksi 2025

Untuk 2025, Roy menyatakan pertumbuhan kinerja penjualan industri ritel akan sangat bergantung pada performa kabinet baru; Kabinet Merah Putih. Dia menggarisbawahi kabinet perlu memperhatikan daya beli masyarakat menengah ke bawah, terutama setelah 100 hari masa kerja kabinet pada Januari. 

"Jadi kita harap kabinet yang sekarang betul-betul memikirkan masyarakat, betul-betul memberikan kesempatan usaha, memberikan bantuan, terutama yang mid level," terangnya.  

Lewat berbagai kebijakan yang diharapkan berjalan konsisten, Aprindo berharap industri ritel dapat kembali bergeliat, terutama setelah melalui berbagai tantangan ekonomi sepanjang 2024.

"Karena kabinet baru harus memikirkan bagaimana solusi agar tidak impor, kalau pun impor bagaimana solusi agar harganya tetap terkendali, harganya tetap bagus, jangan impor harganya mahal. Nah itu sangat tergantung dari kinerjanya kabinet baru," pungkasnya.

Berdasarkan laporan kinerja penjualan eceran, hasil Survei Penjualan Eceran edisi September 2024 dari Bank Indonesia (BI) pada Selasa (12/11/2024), Indeks Penjualan Riil pada bulan tersebut melambat secara tahunan serta terkontraksi (tumbuh negatif) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pertumbuhan penjualan ritel pada September hanya sebesar 4,8% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 5,8%.

Secara bulanan, penjualan eceran di Indonesia pada bulan kesembilan tahun ini bahkan terkontraksi 2,5% month to month (mtm), menandakan kontraksi pertama kali dalam tiga bulan terakhir.

"Penurunan [penjualan ritel] pada September terutama terjadi di subkelompok sandang, perlengkapan rumah tangga Lainnya, juga sektor makanan, minuman, serta tembakau. Hal itu seiring penurunan permintaan masyarakat akibat berakhirnya berbagai program diskon peringatan Hari Ulang Tahun RI," papar Bank Indonesia dalam laporannya.

Rata-rata pertumbuhan penjualan selama Januari—Oktober 2024 tercatat sebesar 3,5% per bulan dengan titik terendah pertumbuhan terjadi pasca Lebaran lalu pada April ketika penjualan ritel mengalami kontraksi secara tahunan sebesar -2,7%.

Kinerja pertumbuhan tertinggi terjadi pada Maret, dengan kenaikan 9,3% ketika datang musim belanja seiring perayaan Ramadan dan Idulfitri.

(prc/wdh)

No more pages