Logo Bloomberg Technoz

Musim PHK, Industri Ritel Diramal Cuma Bisa Tumbuh 4,8% Tahun Ini

Pramesti Regita Cindy
14 November 2024 13:30

Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey memproyeksikan pertumbuhan omzet industri ritel sepanjang 2024 hanya sanggup mencapai 4,8%—4,9% secara tahunan atau year on year (yoy), sebagai imbas deflasi selama Mei—September yang beriringan dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri lainnya.

Proyeksi tersebut, lanjut Roy, menurun dari pertumbuhan secara anual tahun lalu yang tercatat mencapai sekitar 5,2%—5,3%.

Roy mengatakan perkiraan penurunan ini dipengaruhi oleh efek dari deflasi yang berlangsung selama 5 bulan, yang berbanding lurus dengan melemahnya permintaan domestik.

Pada saat bersamaan, Roy menyebut gelombang PHK terus terjadi di berbagai sektor industri pada akhirnya turut berdampak pada daya beli masyarakat.

"Tahun lalu kan pertumbuhan kita bisa sekitar 5,2%—5,3%. Sekarang kita [perkirakan] 4,8%. Ini memang agak rendah, karena ada deflasi 5 bulan dan PHK itu," kata Roy ketika ditemui dalam acara Hari Ritel Nasional di JiExpo Kemayoran, dikutip Kamis (14/11/2024).

Warga berbelanja di salah satu pasar swalayan di Tangerang Selatan, Jumat (8/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)