Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 0. Sudah paling kecil, sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, sebenarnya harga emas berpeluang bangkit. Namun, kenaikan itu sepertinya akan bisa terkonfirmasi setelah menembus pivot point di US$ 2.586/troy ons.
Jika pivot point itu tertembus, maka target resisten selanjutnya adalah US$ 2.607/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Target berikutnya adalah MA-20 di US$ 2.650/troy ons.
Adapun target support terdekat adalah US$ 2.543/troy ons yang menjadi MA-100. Target paling pesimistis atau support terjauh ada di US$ 2.397/troy ons yang adalah MA-200.
Penguatan Dolar AS
Tren koreksi harga emas terjadi seiring penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 2,13%.
Penguatan dolar AS disebabkan oleh keterpilihan Donald Trump sebagai presiden Negeri Adidaya. Pasar memperkirakan Trump akan menerapkan kebijakan penurunan tarif pajak yang akan membuat laba korporasi meningkat dan pertumbuhan ekonomi terdongkrak.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat mata uang Negeri Paman Sam terapresiasi, maka emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas pun turun sehingga harga mengikuti.
(aji)