Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan rupiah berlangsung ketika indeks saham kembali turun. IHSG pada Kamis pagi ini dibuka melemah 0,07%. 

Sedangkan di pasar surat utang, SBN tenor pendek naik harganya ketika sebagian besar tenor SBN di atas 5 tahun masih tertekan arus jual hingga yield-nya melanjutkan kenaikan.

Data inflasi tadi malam sejatinya sesuai ekspektasi pasar. Namun, data itu juga memperlihatkan laju inflasi inti tahunan AS menjadi yang tercepat sejak April. 

Para pelaku pasar juga masih optimistis The Fed akan melanjutkan pemangkasan bunga acuan pada FOMC bulan depan sebesar 25 bps dengan probabilitas mencapai 80% dari tadinya hanya 56%.

Meski demikian, data inflasi IHK yang diumumkan juga menunjukkan lambatnya penurunan laju inflasi di negeri dengan ukuran ekonomi terbesar itu. 

Itu yang mendorong para pedagang surat utang AS masih banyak melepas Treasury jangka panjang pagi ini pada pukul 09:09 WIB. 

Yield UST-10Y kini sudah di 4,46%, naik 4,1 bps. Begitu juga UST-30Y naik 7,7 bps ke 4,64%. Sementara tenor pendek 2Y turun 3,1 bps ke 4,3%.

Kini, pasar akan menanti pengumuman data inflasi Indeks Harga Produsen (IHP) atau PPI Amerika nanti malam.

Secara teknikal nilai rupiah sudah menjebol dua support terdekat dan bisa makin melemah menyentuh Rp15.850/US$. Bila itu jebol juga, rupiah bisa terperosok ke Rp15.900/US$ sebagai support terkuat.

Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada trendline garis merah di area Rp15.750-Rp15.700/US$.

Dalam ten jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi pelemahan lanjutan ke support psikologis ke level Rp16.000/US$.

(rui)

No more pages