Bendahara Negara mengklaim hal tersebut dapat terjadi sebab para pemegang surat utang masih tertarik berinvestasi di Indonesia, serta tetap menilai risiko serta keuntungan yang didapat apabila tetap ‘memegang’ obligasi pemerintah RI.
“Kecuali mereka punya alternatif investasi [yang lebih] menarik maka ketika jatuh tempo dia cairkan dan dia pakai untuk investasi [pada instrumen lain],” tutur Sri Mulyani.
SMI Pertimbangkan Lakukan Pre-Funding untuk Biayai APBN 2025
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani turut memaparkan strategi pembayaran utang jatuh tempo awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Berdasarkan bahan yang ditampilkan, utang jatuh tempo pada tahun depan sebesar Rp800,33 triliun.
Menurut dia, dalam Undang-Undang APBN 2025 sudah terlihat besaran utang jatuh tempo maupun pembiayaan defisit anggaran yang telah disetujui DPR. Dengan begitu, pihaknya sudah dapat menyusun strategi pembiayaan untuk tahun depan dan dilakukan bersama Bank Indonesia (BI).
“Kita sedang membuat atau menjajaki pre-funding 2025, dimana, dalam bentuk curency apa, instrumennya; sukuk atau SBN. Itu kita lakukan [mempertimbangkan] seluruh informasi yang didapat dari pasar,” ucap Sri Mulyani dalam rapat itu.
Sebagai informasi, pada Jumat (8/11/2024), Thomas 'Tommy' Djiwandono, Wakil Menteri Keuangan, menyebut pembiayaan utang dalam APBN 2024 hingga akhir Oktober adalah sebesar Rp 438,1 triliun. Angka ini adalah 67,6% dari target APBN.
"Kinerja pembiayaan tetap on track dan dikelola efisien dengan menjaga risiko dalam batas terkendali," ucap Tommy dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta.
Pada 9 bulan pertama 2023, penarikan utang tercatat Rp202,31 triliun. Jadi dibandingkan dengan Januari-Oktober 2024, pembiayaan utang melonjak 116,55%. Dari sisi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sudah direalisasikan Rp394,9 triliun. Setara dengan 58,2% dari target.
Dibandingkan dengan Januari-Oktober 2023, penarikan utang dari obligasi bertambah 112,97%. Sedangkan total pembiayaan anggaran APBN 2024 hingga Oktober sudah terkumpul Rp 383 triliun. Setara dengan 73,3% dari target.
(ain)