"Penentuan waktu dan tingkat penerapan tarif dapat menjadi faktor penting, namun ini masih belum pasti," kata Christopher Wong, seorang strategis mata uang di Oversea-Chinese Banking Corp di Singapura.
Berikut adalah empat grafik yang mengungkapkan bagaimana perbandingan mata uang negara berkembang Asia sebelum Trump kembali menjabat.
1. Valuasi Terkait Perdagangan
Nilai tukar efektif riil (REER) baht tercatat 1,5% lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun, menurut data dari Bank of International Settlements. Ini mengindikasikan bahwa nilai tukar baht mengalami penurunan daya saing perdagangan. Thailand, yang sangat terbuka terhadap perdagangan, bisa terdampak jika Trump membatasi impor. Volume perdagangan Thailand mencapai 129% dari PDB, salah satu yang tertinggi di kawasan ini, dengan China dan AS sebagai dua mitra dagang utama, yang menyerap sepertiga dari total ekspor Thailand.
2. Korelasi dengan Dolar
Peso Filipina dan rupee India memiliki korelasi terendah dengan Bloomberg Dollar Spot Index dalam periode 30 hari hingga 8 November — saat investor semakin memperhitungkan kemungkinan kemenangan Trump. Ketahanan yang ditunjukkan oleh kedua mata uang ini bisa membantu mereka jika kebijakan Trump yang melibatkan penguatan dolar memberi tekanan pada mata uang lain di kawasan tersebut. Sebaliknya, korelasi negatif yang lebih tinggi pada yuan, won, dan baht berarti dolar yang menguat akan memberikan tekanan depresiasi lebih besar pada mata uang-mata uang ini.
3. Volatilitas
Volatilitas mata uang pasar berkembang mulai meningkat pada awal 2018, relatif terhadap pasar negara maju, setelah Trump mengumumkan tarif pada masa jabatan pertamanya, dimulai dengan tarif 30% untuk impor panel surya. Sebagai perbandingan, indikator volatilitas FX negara berkembang tetap rendah pada tahun 2017.
Polarisasi tersebut menunjukkan bahwa mata uang negara berkembang Asia akan menghadapi lebih banyak ketidakpastian pada bulan-bulan mendatang ketika kebijakan-kebijakan Trump mulai diterapkan, dan hal ini lebih penting dibandingkan dengan ancaman yang muncul selama kampanye.
4. Korelasi dengan Yuan pada 2018
Pada 2018, peso, rupee, dan won menunjukkan korelasi harian terendah dengan pergerakan yuan di dalam negeri, saat kebijakan tarif Trump diberlakukan. Ini menunjukkan bahwa mata uang-mata uang ini kemungkinan lebih tahan terhadap eskalasi perang dagang antara AS dan China. Sementara itu, baht dan ringgit menunjukkan korelasi tertinggi dengan yuan selama periode yang sama.
(bbn)