"Menurut hemat kami, kita semua sepakat bahwa untuk IKN kita mencari yang terbaik. Jika kemudian ART dipandang belum memenuhi standar evaluasi dari OIKN, tidak ada masalah, karena negara juga tidak dirugikan. Hal ini dikarenakan pembiayaan uji coba ditanggung oleh vendor ART," ujarnya.
ART pada awalnya memang dipilih sebagai salah satu alternatif mendukung transportasi di IKN karena menerapkan konsep transportasi ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berteknologi tinggi.
Terlebih, ART juga dioperasikan menggunakan baterai, sehingga kendaraan ini dapat meminimalisasi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi fosil.
"Untuk itu Kementerian Perhubungan memfasilitasi ART untuk diujicobakan sebagai alternatif moda di IKN," jelas Budi.
Sekadar catatan, trem otonom atau ART juga telah diuji coba oleh Menteri Perhubungan (Kemenhub) Budi Karya Sumadi di IKN pada medio Agustus, guna mempersiapkan pengoperasian trem otonom pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Republik Indonesia yang akan berlangsung pada 17 Agustus 2024 di IKN.
"Saya bersama tim dari CRRC China, melakukan uji coba ART pada hari ini dan dioperasikan dengan menggunakan marka. Kami sedang uji coba terus, agar pada 17 Agustus 2024 sudah dioperasikan dan dapat melayani dengan baik," kata Budi seperti dalam siaran pers Kemenhub, dikutip Senin (12/8/2024).
Untuk pengoperasiannya, trem otonom ini menggunakan baterai yang disubstitusikan dengan marka jalan dan magnet. Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, sehingga diharapkan dapat sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan.
(prc/wdh)