Logo Bloomberg Technoz

Dengan keseluruhan, data tersebut memperkuat peluang pemotongan suku bunga oleh The Fed pada pertengahan Desember, dengan probabilitas mencapai sekitar 80%, melonjak dari 56% pada Rabu sebelumnya.

Indeks Harga Konsumen (CPI) inti — yang tidak termasuk biaya makanan dan energi — meningkat 0,3% untuk bulan ketiga dan 3,3% dari tahun lalu, mengutip data Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) semalam.

Data inflasi CPI AS. (Bloomberg)

“Saat ini, saya pikir inflasi bergerak ke arah yang benar. Saya punya keyakinan akan hal itu, tetapi kita perlu menunggu,” mengutip komentar Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kashkari dalam wawancara dengan Bloomberg Television usai rilis data inflasi. 

Para Ekonom dan Analis melihat indikator inti sebagai indikator tren inflasi yang lebih baik dibandingkan dengan CPI secara keseluruhan. Indikator itu, yang mencakup makanan dan energi, ada kenaikan 0,2% untuk bulan keempat dan 2,6% dari tahun sebelumnya, menandai akselerasi pertama secara tahunan sejak Maret.

"Pemotongan suku bunga pada Desember masih ada dalam rencana," papar Seema Shah dari Principal Asset Management.

“Angka inflasi yang lebih panas dari perkiraan mungkin akan membuat The Fed tetap pada rencananya di pertemuan mendatang,” tambahnya.

Para trader kembali fokus ke data Indeks Harga Produsen (IHP) AS yang akan dirilis pada Kamis, yang diprediksi menunjukkan kenaikan Harga Produsen inti dan utama untuk bulan Oktober secara tahunan.

Ekonom di Citigroup Inc tetap berpendapat bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember, setelah rilis data IHP nanti.

“Meski data inflasi masih fluktuatif, tekanan upah yang mereda, ekspektasi inflasi jangka pendek yang menurun, dan tingginya suku bunga yang terus menekan permintaan serta harga perumahan akan membuat pejabat The Fed merasa nyaman bahwa inflasi akan melambat,” tulis Veronica Clark dan Andrew Hollenhorst dari Citi.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, lebih lanjut, data Producer Price Index (PPI) AS diperkirakan akan memperlihatkan inflasi di tingkat produsen naik 0,2% mtm (+2,2% Y/Y) di Oktober setelah tidak tumbuh (+0% mtm, +1,8% yoy) sebelumnya. 

“Core PPI di ramal naik 0,1% mtm (+3,1% yoy) di Oktober, tidak berubah dari angka pada bulan sebelumnya,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Penjualan Ritel (Retail Sales) di AS diyakini tumbuh 0,3% mtm di Oktober setelah tumbuh 0,4% mtm di bulan sebelumnya.

Grafik data IHK AS. (Sumber: Bloomberg)

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, saat ini pasar tengah menantikan data inflasi produsen Amerika Serikat bulan Oktober, selain itu, di hari yang sama, Jerome Powell juga dijadwalkan untuk menyampaikan pidato. 

Selanjutnya, ekspektasi dari pidato tersebut adalah Powell akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter, khususnya terkait pemangkasan suku bunga yang mungkin berlanjut hingga akhir tahun ini, setelah melihat perkembangan data inflasi baik dari sisi Konsumen maupun Produsen.

“Secara teknikal, IHSG mengalami normal pullback usai menguji MA-200, disertai dengan pergerakan indikator MACD yang bergerak sideways. Selain itu, sentimen negatif eksternal masih akan membayangi IHSG,” mengutip riset Phintraco.

Dalam risetnya, IHSG berpotensi uji support 7.250 pada perdagangan Kamis.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BBNI, BBRI, ASII, ERAA dan ADRO.

Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, Belum ada perubahan signifikan pada pergerakan IHSG setelah sebelumnya tertahan harmonic support di area 7.228 dan mulai rebound.

“View kita masih sama, resisten yang perlu diperhatikan di 7.450,” papar BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Kamis (14/11/2024).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, Waspadai penurunan lebih dalam jika harga close di bawah support 7.228.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, BUKA, dan NISP.

(fad)

No more pages