Harga Emas Dunia
Di pasar internasional, harga emas masih minim pergerakan pada pagi ini. Pada pukul 07:44 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.572,3/troy ons atau naik tipis 0,06% dibandingkan hari sebelumnya.
Kemarin, harga emas anjlok lebih dari 1%.
Harga emas jatuh setelah rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) malam tadi waktu Indonesia. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, laju inflasi AS tercatat 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Tidak berubah dibandingkan laju September.
Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi pada Oktober tercatat 2,6%. Lebih tingi ketimbang September yang sebesar 2,4% yoy, yang merupakan laju paling lemah sejak Februari 2021.
Sementara inflasi inti (core) adalah 0,3% mtm pada Oktober. Sama persis dengan angka September.
Adapun inflasi inti secara tahunan ada di 3,3% yoy. Juga sama seperti September.
Perkembangan ini membuat nasib pelonggaran moneter oleh bank sentral Federal Reserve menjadi tidak menentu. Mengutip CME FedWatch Tools, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,25-4,5% adalah 58,7% kemarin. Jauh lebih rendah ketimbang seminggu lalu yang mencapai 69,9%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas jadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.
Namun setelah dicerna lagi, data yang dilaporkan oleh US Bureau of Labor Statistics sesuai dengan ekspektasi pasar. Tidak ada kejutan yang berlebihan.
“Pemotongan suku bunga acuan pada Desember masih sangat mungkin. Kalau inflasi lebih tinggi dari ekspektasi, maka baru The Fed akan menahan suku bunga,” tegas Seema Shah dari Principal Asset Management, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Oleh karena itu, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate melonjak lagi pagi ini. Pada pukul 18:38 CT (07:38 WIB) probabilitas pemangkasan 25 bps mencapai 82,1%. Akibatnya, harga emas mampu bangkit dari keterpurukan, meski baru bisa menguat tipis.
(aji)