Dari pentas global, pekan ini juga akan menjadi pekan penting karena Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan bunga acuan Fed Fund Rate.
Sampai Ahad malam, berdasarkan CME Fed Watch Tool, sebanyak 83,9% traders memprediksi kenaikan sebesar 25 bps menjadi 5,25%, level yang dianggap sebagai “terminal” alias puncak bunga bank sentral paling berpengaruh di dunia itu.
Konsensus analis dari 98 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg juga memperkirakan Fed akan menaikkan bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25% pada 3 Mei waktu setempat atau diperkirakan pada 4 Mei pukul 1 dinihari WIB.
Keyakinan pasar akan berlanjutnya kebijakan kenaikan bunga acuan itu dipertebal oleh rilis data terakhir Amerika yang memperlihatkan inflasi di negeri itu masih sulit dijinakkan.
Bureu of Economic Analyis (BEA) pada Jumat 28 April, mengumumkan, Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index di luar makanan dan energi pada Maret, naik 0,3% secara bulanan dan sebesar 4,6% secara tahunan, turun tipis dari 4,7% pada bulan sebelumnya. Adapun PCE Price Index menjadi 4,2% pada Maret, turun dari 5,1% pada Februari.
Pendapatan pribadi (personal income/PI) Amerika naik US$67,9 miliar (+0,3%) pada Maret, sedangkan disposable prsonal income (DPI) naik US$71,7 miliar (+0,4%), ditambah kenaikan personal consumption expenditure (PCE), naik US$8,2 miliar, kurang dari 0,1%.
Peningkatan pendapatan pribadi dolar saat ini di bulan Maret terutama mencerminkan peningkatan kompensasi, penerimaan pendapatan pribadi atas aset, dan pendapatan sewa orang yang sebagian diimbangi oleh penurunan pendapatan pemilik dan penerimaan transfer pribadi saat ini, jelas BEA dalam statemen resmi.
“Peningkatan kompensasi dipimpin oleh upah dan gaji swasta. Peningkatan penerimaan pendapatan pribadi atas aset mencerminkan peningkatan pendapatan dividen pribadi yang sebagian diimbangi dengan penurunan pendapatan bunga pribadi,” demikian dijelaskan dalam pernyataan.
Data terbaru yang memperlihatkan inflasi AS masih begitu sulit jinak itu, bahkan menyulut spekulasi bahwa Fed tidak akan berhenti di 5,25% yang semula diyakini pelaku pasar sebagai puncak bunga acuan negara itu. Kini, pasar bahkan mengantisipasi bunga Fed akan berlanjut naik pada Juni.
“Inflasi yang masih keras kepala terlihat dari data terakhir, masih menjadi masalah, mencegah pasar dari posisi terlalu terbawa pada [ekspektasi] fase pengguntingan bunga di kuartal berikutnya,” tulis Padhraic Garvey, Head of Global Debt and Rates Strategy ING Financial Market, seperti diwartakan oleh Bloomberg News, Sabtu (29/4/2023).
Menutup pekan lalu, Wallstreet semringah di zona hijau, mengakhiri April dengan kenaikan 1,5% terdongkrak oleh laporan kinerja impresif dari perusahaan-perusahaan besar seperti Exxon Mobil Corp., Intel Corp.
Pasar global sejauh ini masih dibebani dengan ketidakpastian terkait arah bunga acuan Fed dan risiko terjadinya resesi.
Selain pengumuman Fed Fund Rate, pasar juga menanti rilis data penting lain pekan depan di Amerika, berikut daftarnya:
- Senin 1 Mei: S&P Global US Manufacturing, Construction Spending, ISM Manufacturing, ISM Prices Paid
- Selasa 2 Mei: Factory Orders, Durable Goods Orders
- Rabu 3 Mei: FOMC Federal Reserve, S&P Global US Services PMI, S&P Global US Composite PMI, ISM Services Index
- Kamis 4 Mei: FOMC Rate Decision, Trade Balance, Initial Jobless Claim, NonFarm Payroll
- Jumat 5 Mei: Unemployment Rate
Sedangkan di Indonesia, selain pengumuman inflasi April oleh BPS, pekan ini juga ada beberapa rilis data penting bagi pasar, berikut daftarnya:
- Selasa 2 Mei: Inflasi April, S&P Global Indonesia Manufacturing
- Jumat 5 Mei: Pertumbuhan ekonomi RI kuartal 1-2023
Berikut rangkuman pasar pada akhir pekan lalu:
- IHSG ditutup turun 0,43% ke level 6.915,72
- Indeks S&P naik 0,8% pada Jumat pukul 4 sore waktu New York
- Indeks Nasdaq 100 naik 0,7%
- DJIA naik 0,8%
- MSCI World Index naik 1,2%
Mata uang
- Bloomberg Dollar Spot Index naik 0,1%
- Euro sedikit bergerak ke US$1,1019
- Poundsterling menguat 0,6% ke US$1,2567
- Yen Jepang melemah 1,7% ke 136,24 per dolar AS
Cryptocurrencies
- Bitcoin melemah 1% ke US$29.349,69
- Ether melemah 1,4% ke US$1.893,84
Obligasi
- Yield US Treasury 10 tahun turun 9 bps ke 3,43%
- Yield Obligasi Jerman 10 tahun turun 15 bps ke 2,31%
- Yield Obligasi Inggris 10 tahun turun 8 bps ke 3,72%
Komoditi
- Minyak WTI naik 2,6% ke US$76,72 per barel
- Kontrak emas berjangka naik 0,11% ke US$1.990 per troy ounce
– dengan bantuan laporan Jennifer Bissel-Links dan Vildana Hajric dari Bloomberg News dan asistensi Cecile Gutscher, Sujata Rao dan Denitsa Tsekova
(rui)